Ini merupakan temuan kemunduran lain bagi sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan mencerminkan berbagai tantangan yang telah menjungkirbalikkan dunia pendidikan, mulai dari penutupan sekolah akibat pandemi hingga krisis kesehatan mental anak muda dan tingginya angka ketidakhadiran siswa yang kronis.
Hasil ujian nasional juga menunjukkan semakin besarnya tingkat ketidaksetaraan, di mana siswa dengan nilai tertinggi mulai mengejar ketertinggalannya, siswa dengan nilai terendah justru semakin tertinggal.
Ujian nasional dilakukan dua tahun sekali pada sejumlah anak yang menjadi sampel. Penilaian Nasional Kemajuan Pendidikan dianggap sebagai salah satu alat pengukur terbaik dari kemajuan akademis sistem sekolah di Amerika. Ujian terbaru diberikan pada awal tahun 2024 di setiap negara bagian, menguji siswa kelas empat dan delapan dalam bidang matematika dan membaca.
Siswa di Amerika Serikat “Kehilangan” Ketrampilan Membaca
Komisaris Pusat Statistik Pendidikan Nasional Peggy Carr mengatakan, “Berita ini tidak bagus. Kami tidak melihat kemajuan yang kami perlukan untuk mengembalikan kemampuan siswa kami selama pandemi.” Badan ini mengawasi jalannya ujian nasional dan mengevaluasi hasilnya.
Di antara beberapa titik terang tersebut adalah peningkatan dalam matematika kelas empat, di mana skor rata-rata meningkat dua poin pada skala 500. Angka ini masih tiga poin lebih rendah dari rata-rata sebelum pandemi pada tahun 2019, namun beberapa negara bagian dan kabupaten telah mencapai kemajuan yang signifikan, termasuk di Washington, D.C., di mana skor rata-rata meningkat 10 poin.
Namun, sebagian besar sekolah di Amerika belum mulai mengalami kemajuan.
Nilai rata-rata matematika siswa kelas delapan tidak berubah dibandingkan dengan tahun 2022, sementara nilai membaca turun dua poin di kedua tingkat kelas (kelas empat dan kelas delapan). Sepertiga siswa kelas delapan mendapat nilai di bawah "dasar" dalam membaca; jumlah ini lebih banyak daripada sebelumnya dalam sejarah penilaian.
Siswa dianggap di bawah dasar jika mereka kehilangan keterampilan dasar. Misalnya, siswa kelas delapan yang mendapat nilai di bawah dasar dalam membaca biasanya tidak dapat membuat kesimpulan sederhana tentang motivasi karakter setelah membaca sebuah cerita pendek, dan sebagian besar tidak dapat mengidentifikasi bahwa kata "rajin" berarti "bekerja keras".
Kesenjangan antara Siswa Berprestasi dan Tidak Berprestasi Makin Tajam
Yang paling mengkhawatirkan bagi para pejabat adalah kesenjangan antara siswa yang berprestasi dan yang tidak berprestasi, yang kini semakin melebar dibandingkan dengan sebelumnya.
Siswa dengan nilai tertinggi mengungguli rekan-rekan mereka dua tahun lalu, sehingga membuat mereka kehilangan nilai selama pandemi. Namun kelompok dengan kinerja terendah mendapat nilai jauh lebih rendah lagi, sehingga semakin tertinggal.
Hal ini paling jelas terlihat pada matematika kelas delapan. Meskipun 10 persen siswa teratas mengalami peningkatan skor sebesar tiga poin, 10 persen siswa terendah mengalami penurunan sebesar enam poin.
Direktur Eksekutif Dewan Pengatur Penilaian Nasional Lesley Muldoon mengatakan “sangat prihatin dengan siswa kami yang berprestasi rendah.” Ditambahkannya, “selama satu dekade, jumlah siswa ini mengalami penurunan. Mereka membutuhkan perhatian segera dan upaya terbaik kita.”
Banyak Siswa Bolos Sekolah Ditengarai Jadi Penyebab Kemunduran
Kemunduran terbaru ini mengikuti kemunduran bersejarah pada tahun 2022. Pada ujian tahun tersebut, prestasi siswa menurun – baik dalam mata pelajaran maupun tingkat kelas – yang bahkan dalam beberapa kasus mencapai penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun Carr mengatakan pandemi tidak dapat dijadikan satu-satunya faktor yang menyebabkan penurunan kualitas siswa, dan memperingatkan bahwa sistem pendidikan negara menghadapi “tantangan yang kompleks.”
Sebuah survei yang dilakukan bersamaan dengan ujian pada tahun 2022 terkait nilai membaca yang rendah, mendapati bahwa saat ini lebih sedikit siswa muda yang membaca untuk kesenangan. Dan hasil survei baru menemukan siswa yang sering absen dari kelas – masalah yang terus-menerus terjadi di seluruh Amerika Serikat – adalah yang paling sulit mengejar ketertinggalan di kelas.
“Datanya sudah jelas,” kata Carr. “Siswa yang tidak masuk sekolah tidak mengalami kemajuan.”
Bahan Perdebatan Baru
Hasil penelitian ini menjadi bahan bakar baru untuk perdebatan nasional tentang dampak penutupan sekolah akibat pandemi, meskipun tidak menambah kejelasan. Beberapa penelitian mendapati penutupan sekolah yang lebih lama menyebabkan kemunduran akademis yang lebih besar. Sekolah-sekolah yang lebih lambat dibuka kembali biasanya berada di daerah perkotaan dan daerah yang dipimpin oleh Partai Demokrat, sementara sekolah-sekolah di daerah pedesaan dan daerah yang dipimpin oleh Partai Republik lebih cepat dibuka kembali.
Hasil baru ini tidak menunjukkan “hubungan langsung” pada topik tersebut, kata Carr, meskipun dia mengatakan bahwa siswa jelas lebih baik ketika mereka berada di sekolah.
Di antara negara bagian yang mengalami penurunan nilai membaca pada tahun 2024 adalah Florida dan Arizona, yang termasuk di antara yang pertama kembali ke ruang kelas selama pandemi. Sementara itu, beberapa sistem sekolah besar yang mengalami penutupan lebih lama namun mengalami kemajuan dalam matematika kelas empat, adalah Los Angeles dan New York City. [em/uh]
Forum