Harimau Sumatera kurus kering, yang penderitaannya menyoroti kondisi buruk di Kebun Binatang Surabaya, mati setahun setelah diselamatkan dari tempat tersebut, menurut seorang pejabat Selasa (2/9).
Foto-foto Melani, harimau betina yang tinggal kulit berbalut tulang dengan bulu kusam, membuat terkejut banyak orang saat diterbitkan tahun lalu dan mendorong lebih banyak desakan agar tindakan harus diambil terhadap KBS. Tempat itu telah disebut "kebun binatang maut" karena begitu banyak hewan yang mati dini dalam beberapa tahun terakhir karena diabaikan, termasuk beberapa orangutan, harimau dan jerapah.
Manajemen kebun binatang terbesar di Indonesia itu telah diambil oleh pemerintah kota Surabaya, namun kematian tidak berhenti dan kelompok-kelompok kesejahteraan binatang terus mendesak tempat itu ditutup.
Melani dibawa dari kebun binatang tersebut ke Taman Safari Juli tahun lalu. Ia menderita gangguan pencernaan serius setelah diberi makan daging beracun di kebun binatang itu.
Satwa berusia 16 tahun itu ditempatkan di kandang khusus dan dirawat dokter hewan. Namun perawatan spesialis selama lebih dari setahun tidak cukup untuk menyelamatkannya, dan ia mati dalam tidurnya bulan lalu, menurut Tony Sumampau, kepala asosiasi kebun binatang Indonesia.
Asosiasi tersebut awalnya ingin mematikannya September tahun lalu namun berubah pikiran setelah diprotes para aktivis.
"Tapi ia sangat menderita. Anda dapat lihat di wajahnya, kasihan sekali," ujar Sumampau.
Di alam bebas sendiri diperkirakan hanya tersisa beberapa ratus harimau Sumatera. (AFP)