Sebuah surat kabar Rusia pada Selasa (8/11) mengklaim bahwa diskusi mengenai senjata nuklir strategis antara AS dan Rusia sedang disusun. Surat kabar Kommersant mengutip empat sumber yang mengetahui diskusi itu dan mengatakan pembicaraan itu mungkin akan berlangsung di Timur Tengah.
Pembicaraan mengenai perjanjian START baru antara AS dan Rusia yang bertujuan untuk mengurangi arsenal nuklir telah macet sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Sementara itu Ukraina menerima kiriman pertama Sistem Rudal Canggih Permukaan-ke-Permukaan Nasional (NASAM) dan sistem pertahanan udara Aspide dalam perangnya melawan pasukan Rusia.
“Kami akan terus menembak jatuh target-target musuh yang menyerang kami. Terima kasih kepada mitra-mitra kami: Norwegia, Spanyol dan AS,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam cuitan di Twitter.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby bulan lalu mengatakan AS sedang mempercepat pengiriman NASAM ke Ukraina setelah serangan signifikan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Royal United Services Institute (RUSI), kelompok riset pertahanan berbasis di London, menekankan pentingnya memberi Ukraina lebih banyak peralatan dan amunisi Barat untuk menghadapi serangan rudal dan drone.
Dalam sebuah laporannya, RUSI mengatakan, “Barat harus menghindari perasaan berpuas diri mengenai kebutuhan untuk segera meningkatkan kemampuan pertahanan udara Ukraina. Hanya karena kegagalannya menghancurkan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Ukrainalah yang membuat Rusia tidak mampu secara efektif menggunakan daya tembak udara yang hebat dan efisien dari pesawat bomber dan armada tempur multiperan untuk membombardir target-target strategis Ukraina dan posisi-posisi garis depan dari ketinggian sedang, seperti yang dilakukannya di Suriah.” [uh/ab]
Forum