Setiap tahun pada 22 April, orang berhenti sejenak untuk merenungkan nasib dari lingkungan, dan pada Earth Day atau Hari Bumi itu mereka membuat berbagai deklarasi yang bercita-cita hendak memperlakukan lingkungan secara lebih bertanggung jawab.
Hari Bumi pertama kali dirayakan pada 1970, hampir setengah abad yang lalu, dan gerakan ini dimulai di Amerika dan secara cepat menyebar ke seluruh dunia. Orang merayakan hari itu dengan langkah penyelamatan lingkungan seperti membersihkan daerah tertentu, demonstrasi publik, menanam pohon, dan pada 2016, penandatanganan persetujuan iklim Paris yang bertujuan untuk mempertahankan iklim agar terkendali.
Tema untuk 2018 adalah pencemaran plastik. Pakar mengatakan, sebuah kumpulan besar sampah plastik terbentuk di Samudra Pasifik, dan dikenal sebagai the Great Pacific Garbage Patch atau Kumpulan Sampah Besar Pasifik. Daerah cakupannya telah meliputi lebih dari 960 ribu kilometer persegi, atau dua kali luas negara bagian Texas.
Kumpulan sampah ini berkembang kurang dari seratus tahun, karena plastik baru banyak dipakai sejak tahun 50-an. Ini merupakan kumpulan sampah di samudra yang dipertemukan akibat pola cuaca dan aliran samudra. Pakar mengatakan banyak jenis plastik tidak hancur dan bisa bertahan di lingkungan sampai 2.000 tahun.
Earth Day tahun ini akan difokuskan pada pemungutan sampah plastik ini, menggalakkan penggunaan bahan alternatif, daur ulang, dan menyebarluaskan perilaku bertanggung jawab seputar penggunaan plastik.
Kelompok yang mengorganisasi peringatan Hari Bumi ini, the Earth Day Network menaksir kira-kira satu miliar orang di seluruh dunia ikut merayakan Hari Bumi ini dengan cara masing-masing. [jm]