Penjualan rumah di AS turun untuk bulan kedua berturut-turut selama bulan Maret, demikian menurut survei industri Rabu (20/4). Ini menjadi pertanda dampak suku bunga kredit perumahan (KPR) yang lebih tinggi dan kenaikan harga pada sektor perumahan yang berkembang.
Penjualan turun 2,7 persen bulan lalu ke tingkat tahunan yang disesuaikan berdasarkan musim sebesar 5,77 juta, 4,5 persen lebih rendah dari pada bulan yang sama tahun lalu, demikian menurut National Association of Realtors (NAR) sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.
Harga rumah naik secara nasional, dan harga rata-rata meningkat menjadi $375.300, melonjak 15 persen dibandingkan dengan Maret 2021, menurut survei.
Penurunan penjualan mendorong pasokan rumah hingga dua bulan pada kecepatan penjualan saat ini, 11,8 persen lebih tinggi dari pada Februari.
Kepala ekonom NAR Lawrence Yun mengatakan ini adalah dampak dari persyaratan pinjaman yang lebih ketat dan kenaikan harga di seluruh sektor perekonomian.
"Pasar perumahan mulai merasakan dampak kenaikan tajam suku bunga KPR dan dampak inflasi yang lebih tinggi pada daya beli," katanya. "Tetap saja, rumah terjual dengan cepat, dan kenaikan harga rumah tetap dua digit."
Penjualan turun di semua wilayah dengan pengecualian di wilayah Barat AS, di mana penjualannya mendatar. Penjualan rumah di kawasan AS barat tengah mengalami penurunan terbesar 4,5 persen, sementara di Selatan turun tiga persen, hampir sama dengan penurunan di wilayah Timur Laut AS.
Federal Reserve atau Bank Sentral AS menaikkan suku bunga tahun ini untuk mengekang rekor inflasi AS, yang akan berdampak ke seluruh perekonomian. [my/ka]