Mejalis hakim di Belanda pada Minggu (10/11) menolak permohonan mendesak penyelenggaraan aksi unjuk rasa pro-Palestina di Amsterdam, mendukung larangan yang ditetapkan oleh wali kota Amsterdam menyusul bentrokan antara para penggemar sepak bola Israel dengan sekelompok pemuda.
Keputusan Pengadilan Distrik Amsterdam disampaikan tiga hari setelah ibu kota Belanda itu diguncang aksi kekerasan yang terjadi antara para penggemar tim sepak bola Maccabi Tel Aviv dengan sejumlah pria yang mengendarai skuter di beberapa area di kota itu.
Lima penggemar Maccabi Tel Aviv sempat dirawat di rumah sakit akibat serangan yang memicu kemarahan di seluruh dunia.
Bentrokan itu terjadi di tengah meningkatnya antisemitisme di seluruh dunia sejak pecahnya kembali perang Israel-Hamas di Gaza.
“Wali Kota (Amsterdam) telah memutuskan dengan tepat bahwa aka nada larangan berdemonstrasi di kota itu pada akhir pekan ini,” demikian diumumkan pengadilan melaui unggahan X.
Oleh karena itu, pengadilan “menolak permintaan (penyelenggaraan unjuk rasa) tersebut.”
Aktivis Belanda Frank van der Linde mengajukan permohonan mendesak untuk menggelar demonstrasi di Dam Square, Amsterdam, terlepas dari larangan sementara untuk berunjuk rasa yang diumumkan Wali Kota Femke Halsema pada hari Jumat.
Van der Linde ingin berunjuk rasa di Dam Square untuk menentang “genosida di Gaza, tapi juga karena hak kami untuk berunjuk rasa telah dirampas,” demikian kata kantor berita nasional Belanda, ANP, mengutip van der Linde.
Langkah-langkah darurat yang diambil pada hari Jumat juga mencakup peningkatan perlindungan polisi dan penggunaan masker wajah, yang akan berlaku hingga Senin (11/11) pagi.
Polisi menyatakan bahwa ketegangan telah meningkat sejak sebelum pertandingan antara Ajax dan Tel Aviv Maccabi di Johan Cruyff Arena pada hari Kamis (7/11).
Fans Tel Aviv Maccabi membakar sebuah bendera Palestina di alun-alun pusat Dam, dan merusak sebuah taksi, kata kepala kepolisian Amsterdam Peter Holla.
Pertandingan Liga Eropa pada hari Kamis itu sebagian besarnya berakhir dalam suasana damai, yang dipuji oleh klub Ajax.
Akan tetapi, insiden yang terjadi sebelumnya dikaitkan dengan kedua kelompok, baik para pendukung Maccabi, yang diduga meneriakkan slogan-slogan anti-Palestina, maupun kelompok pemuda yang berseberangan.
Usai pertandingan, sekelompok pria yang mengendarai skuter melakukan serangan “tabrak lari” terhadap sejumlah penggemar Maccabi di beberapa area di kota tersebut.
Polisi mengatakan bahwa para pelaku penyerangan tampaknya dimobilisasi oleh seruan di media sosial untuk menarget orang-orang Yahudi.
Wali Kota Halsema menggambarkan kelompok-kelompok itu menyasar para penggemar klub asal Israel, memukuli dan menendangi mereka.
“Ini adalah luapan antisemitisme yang saya harap tidak akan pernah terjadi lagi,” kata Halsema, yang mengatakan dirinya merasa “malu” atas kekerasan yang terjadi.
Sedikitnya 63 orang ditangkap sejauh ini, tetapi hanya sebelum dan selama pertandingan berlangsung.
Polisi telah memulai penyelidikan besar-besaran dan lebih banyak penangkapan diperkirakan akan dilakukan. [rd/ab]
Forum