Dipuji atas potensi revolusionernya dalam berbagai bidang, mulai dari penemuan ilmiah mutakhir hingga pengelolaan administratif yang lebih efisien, teknologi baru yang dikembangkan kedua ilmuwan itu juga telah memicu ketakutan bahwa umat manusia akan segera dikalahkan dan disaingi teknologi ciptaan mereka sendiri.
Hinton kerap disebut sebagai Bapak AI dan namanya muncul di berbagai pemberitaan ketika ia mundur dari Google tahun lalu, agar bisa lebih leluasa mengangkat bahaya dari teknologi yang ia ciptakan.
“Kita tidak punya pengalaman rasanya memiliki hal-hal yang lebih cerdas dari kita,” kata Hinton melalui sambungan telepon dalam konferensi pers Nobel.
“Teknologi ini akan bermanfaat di banyak bidang, misalnya layanan kesehatan,” kata Hinton. “Tapi kita juga harus mengkhawatirkan sejumlah konsekuensi buruk yang mungkin terjadi. Khususnya ancaman ketika teknologi ini menjadi di luar kendali.”
Hopfield, yang berusia 91 tahun dan merupakan profesor emeritus di Universitas Princeton, menciptakan memori asosiatif yang dapat menyimpan dan merekonstruksi ulang gambar dan jenis pola lainnya dalam data, kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, yang menganugerahkan penghargaan itu.
“Dua Peraih Nobel tahun ini dalam bidang fisika telah menggunakan peralatan dari ilmu fisika untuk mengembangkan metode yang menjadi landasan pembelajaran mesin yang kuat pada saat ini,” kata akademi itu dalam pernyataannya.
Penghargaan itu diberikan bersama hadiah uang sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp16.6 miliar) yang dibagi di antara kedua peraih Nobel.
Hinton, ilmuwan kelahiran Inggris yang berusia 76 tahun dan profesor emeritus di Universitas Toronto, menemukan metode yang dapat secara otonom menemukan properti dalam data dan menjalankan tugas seperti mengenali elemen tertentu dalam gambar, kata pihak akademi.
Meski ia mengundurkan diri dari Google pada tahun 2023 setelah menyadari bahwa komputer dapat menjadi lebih cerdas dari manusia lebih cepat dari yang ia dan pakar lainnya perkirakan, Hinton mengatakan bahwa perusahaan itu bertindak dengan sangat bertanggung jawab.
Hinton juga mengaku bahwa ia menyesali beberapa penelitiannya, meski menyatakan bahwa tindakannya dulu diambil berdasarkan informasi yang ia ketahui pada saat itu. [rd/ab]
Forum