Mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Ibu Negara Michelle Obama memproduseri serial animasi baru Netflix berjudul “We the People” yang menghadirkan video-video musik dengan tema kewarganegaraan. Sejumlah musisi berprestasi terlibat dalam serial ini, termasuk penyanyi dan pencipta lagu peraih piala Grammy dan Oscar, H.E.R.
Selain menyanyi dan menciptakan lagu, musisi Amerika Serikat H.E.R juga ingin menjadi warga negara yang aktif memberdayakan generasi muda dengan berbagi ilmu.
Musisi pemenang piala Grammy dan Oscar itu melakukan keduanya dalam sebuah serial animasi baru Netflix berjudul “We the People.”
Diciptakan Chris Nee dan diproduseri Barack juga Michelle Obama, serial animasi berisi 10 episode itu membagikan pelajaran kewarganegaraan lewat video-video musik berdurasi tiga menit dalam berbagai topik, termasuk Bill of Rights alias Deklarasi HAM AS, keimigrasian, dan pengadilan. Selain H.E.R., serial itu juga menampilkan artis-artis pemenang penghargaan seperti Lin-Manuel Miranda, Brandi Carlisle, Bebe Rexha, dan lainnya.
H.E.R. sendiri mengangkat topik Kewarganegaraan yang Aktif untuk lagunya.
Segmen animasi dalam serial itu diarahkan sutradara peraih Oscar Peter Ramsey, yang sebelumnya menggarap “Spider-Man: Into the Spider-Verse.”
Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press, H.E.R. mengaku bahwa gagasan bermusik sambil mendidik tampak menakutkan pada awalnya.
“Jadi ketika di dalam studio, saya memutar otak, bagaimana cara membahas semua topik ini dengan keren? Lantas lagu ini dimulai dengan persis perkataan ini: ‘Menyurati wali kota, bisakah Anda mendengarkan saya.’ Seakan-akan kita sedang benar-benar membicarakan hal ini dengan seseorang yang tidak sepenuhnya paham. Pada akhirnya, proses membuat lagu yang keren ini terasa mudah karena sangat menyenangkan.”
Hal itu diakuinya membuat proses penciptaan lagu terasa menyenangkan sekaligus memuaskan, karena ia membagikan informasi penting kepada penonton.
Musisi dengan nama asli Gabriella Sarmiento Wilson yang berusia 23 tahun itu percaya bahwa yang membuat topiknya penting adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. “Saya rasa terkadang banyak hal sengaja tidak diajarkan, karena kadang suara rakyat cenderung direnggut dari mereka, cenderung direnggut dari kita. Dan menurut saya, lewat musik, suara itu datang dengan sendirinya.”
Ia berharap, membahas hak-hak dan tanggung jawab pejabat publik dengan generasi muda akan membuat situasi menjadi lebih baik.
Ia mencontohkan kekuatan lagu-lagu yang mengangkat tema keadilan sosial seperti yang ditulis Bob Marley dan Marvin Gaye. Bagaimana itu semua berkat musik sebagai bahasa universal.
“Contohnya seperti seniman Marvin Gaye, Bob Marley yang menceritakan sesuatu dengan amat sederhana, namun bisa kita cerna, dan kita benar-benar merenungkan cara kita menjalani hidup dari lagu-lagu ini. Selain itu, karena musik adalah bahasa universal yang kerap kita dengarkan. Karena musik membuat kita nyaman, membuat kita jatuh cinta, membuat kita sedih, membuat kita belajar… Jadi, cara mengajar apa lagi yang lebih baik, terutama bagi muda-mudi atau bahkan segala umur.”
Ia berharap vide-video musik dalam serial “We the People” dapat “membagikan ilmu yang tidak biasanya diajarkan” soal hak, privilese dan tanggung jawab masyarakat.
“(Pada akhirnya) kita yang memutuskan untuk membuat perubahan dan memberdayakan generasi muda. Jadi, seiring kita tumbuh dan belajar, kita juga mengajar. Dan saya rasa itu akan membuat perbedaan yang besar.”
“We the People” sudah bisa disaksikan sejak 4 Juli lalu di Netflix. [rd/jm]
