Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus hari Jumat (25/6), melepaskan gumpalan abu ke angkasa dan mengalirkan lava menuruni lereng-lerengnya dengan disertai awan gas panas. Tidak ada laporan mengenai korban.
Awan abu panas menyembur 1.000 meter ke angkasa dan guguran lava serta gas panas menuruni lereng Gunung Merapi sedikitnya enam kali sejak pagi sementara gunung itu berguncang, kata Hanik Humaida, kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
Serangkaian aliran piroklastik yang kuat muncul dari kubah lava yang berkembang aktif di puncak kawah dalam gunung berapi setinggi 2.968 meter itu, kata Hanik.
Aliran piroklastik adalah fenomena vulkanik yang mencakup turbulen dan campuran guguran batu lava panas, abu, dan gas vulkanik.
Ia menyebut kubah lava itu berkembang dengan pesat, menyebabkan lava panas dan awan gas mengalir menuruni lereng-lerengnya. Beberapa bagian kubah lava runtuh, melontarkan batu dan abu yang menuruni lereng sebelah barat daya Merapi.
Abu menutupi beberapa desa dan kota sekitarnya, lanjut Hanik.
Gunung Merapi telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dalam beberapa pekan ini dan gumpalan abu meluas hingga sekitar 1,8 kilometer ke arah barat daya gunung itu sebelum fajar, kata Hanik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia belum menaikkan status waspada Merapi, yang telah berada di level tertinggi kedua dari empat level sejak gunung itu mulai meletus pada November lalu.
Penduduk desa di lereng Merapi yang subur telah dianjurkan untuk tinggal 5 kilometer dari bibir kawah dan harus mewaspadai ancaman lava, kata lembaga tersebut. [uh/ka]