Didorong oleh dukungan dari 20 negara Uni Eropa, pihak oposisi Venezuela memperingatkan militer, hari Selasa (5/2), untuk tidak mencegah bantuan kemanusiaan memasuki negara itu, sewaktu pemimpin parlemen Juan Guaido meningkatkan tantangannya atas wewenang Presiden Nicolas Maduro.
Majelis Nasional yang didominasi oposisi memperingatkan militer, kekuatan di belakang Maduro, untuk tidak melampaui " benang merah" dengan menghalangi bantuan.
Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari, menyatakan bahwa hingga 300.000 orang menghadapi kematian jika bantuan itu tidak disalurkan.
"Kita tahu ada benang merah, kita tahu ada batasnya, obat-obatan, makanan dan persedian obat tidak bisa dicegah masuk," kata anggota parlemen Miguel Pizarro dalam pesannya kepada militer.
Tetapi Maduro menganggap bantuan kemanusiaan akan mengawali sebuah invasi pimpinan AS. "Tidak ada yang boleh masuk Venezuela, tidak seorang tentara pun yang menyerbu," kata presiden berusia 56 tahun itu.
Maduro berulang kali menuduh Amerika berupaya menghasut tindakan kudeta terhadap dirinya oleh Guaido.
Amerika yang tidak mengenyampingkan kemungkinan intervensi militer di Venezuela yang dilanda krisis itu adalah negara pertama yang memberi pengakuan kepada Guiado sebagai presiden sementara, yang kemudian diikuti oleh selusin negara Amerika Latin lainnya. (ps/jm)