Banyak kantor pemerintah dan organisasi melaksanakan program ramah lingkungan. Dalam bulan Ramadan ini, Muslim di Amerika juga ikut melakukan program ramah lingkungan.
Illinois merupakan negara bagian pertama di Amerika yang mengatakan,
bulan Ramadan, bulan puasa bagi umat Islam, sebagai bulan untuk melindungi bumi dan lingkungan hidup. Pada tanggal 1 Juni 2011, DPR Illinois mengesahkan, bulan Ramadan atau bulan ke-9 dalam penanggalan Islam itu, sebagai “Bulan Ramah Lingkungan” atau “Green Month”.
Ketua Dewan Organisasi Islam Chicago atau The Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC), Dr. Zaher Sahloul mengatakan, adalah kewajiban yang diajarkan Islam, khususnya selama bulan Ramadan ini, untuk melihat tantangan yang dihadapi dunia, seperti kemiskinan, kelaparan, perang dan pemanasan bumi. Baiklah kita bercermin diri pada bulan puasa ini, tidak hanya menurunkan asupan kalori, tapi juga menurunkan emisi gas karbon”.
Sebuah situs Islam, ProductiveRamadan.com menyebutkan, terdapat 5 langkah untuk melakukan ramah lingkungan pada bulan Ramadan.
Pertama, membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang dipanen petani setempat, karena membeli hasil pertanian lokal, berarti sayur-mayur dan buah-buahan itu tidak perlu diangkut sejauh ribuan kilometer, jarak rata-rata yang ditempuh truk-truk pengantar hasil pertanian itu. Berarti, semakin jauh perjalanan yang ditempuh, semakin besar emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Kedua, pertimbangkan untuk makan daging yang dijual dari tempat penjagalan, yang menyembelih hewan sesuai dengan hukum Islam atau yang punya sertifikat halal. Islam mengatur tentang cara pemeliharaan ternak yang kerap kali berlawanan dengan yang dilakukan oleh peternakan berskala besar. Banyak peternakan milik pribadi, membiarkan ternaknya berkeliaran dan merumput secara bebas dan tidak menggunakan hormon pertumbuhan dan anti biotik, serta memenuhi ketentuan halal.
Penulis artikel “Ramah Lingkungan selama Ramadan” ini, Muaz Nasir, Sarjana S-2 dari program studi lingkungan York University mengatakan, lebih baik lagi, tidak makan daging beberapa hari pada bulan Ramadan, karena sesuai dengan sunnah Nabi, “Berhati-hatilah makan daging, karena bisa membuat kecanduan seperti minum minuman anggur.”
Ketiga, hindari penggunaan wadah yang terbuat dari styrofoam dan plastik, yang sehabis dipakai langsung dibuang. Wadah-wadah semacam itu tidak ramah lingkungan. Bayangkan saja, orang Amerika membuang 25 milyar gelas plastik setahunnya.
Selanjutnya, Muaz Nasir menambahkan, warga Islam yang hidup di Amerika, juga mengurangi pemakaian energi selama bulan Ramadan. Banyak cara dapat dilakukan, di antaranya, hanya menghidupkan pendingin ruangan jika berada di rumah, sehingga akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan rekening listrik. Sama halnya dengan di masjid, menghidupkan pendingin di dalam ruangan dan menutup pintu masjid, serta mematikan lampu, berarti mengurangi pemakaian energi.
Terakhir, Muslim dapat melakukan upaya ramah lingkungan selama Ramadan, dengan menumpang mobil bersama-sama teman atau umat lainnya, jika akan menghadiri sembahyang tarawih setelah berbuka puasa. Dengan demikian, maka mengurangi kemacetan lalu-lintas, pencemaran udara dan kesulitan mendapat tempat parkir. Halaman parkir di masjid-majid selalu dipenuhi oleh mobil dan para jemaat selama bulan Ramadan.
Illinois merupakan negara bagian pertama di Amerika yang mengatakan,
bulan Ramadan, bulan puasa bagi umat Islam, sebagai bulan untuk melindungi bumi dan lingkungan hidup. Pada tanggal 1 Juni 2011, DPR Illinois mengesahkan, bulan Ramadan atau bulan ke-9 dalam penanggalan Islam itu, sebagai “Bulan Ramah Lingkungan” atau “Green Month”.
Ketua Dewan Organisasi Islam Chicago atau The Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC), Dr. Zaher Sahloul mengatakan, adalah kewajiban yang diajarkan Islam, khususnya selama bulan Ramadan ini, untuk melihat tantangan yang dihadapi dunia, seperti kemiskinan, kelaparan, perang dan pemanasan bumi. Baiklah kita bercermin diri pada bulan puasa ini, tidak hanya menurunkan asupan kalori, tapi juga menurunkan emisi gas karbon”.
Sebuah situs Islam, ProductiveRamadan.com menyebutkan, terdapat 5 langkah untuk melakukan ramah lingkungan pada bulan Ramadan.
Pertama, membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang dipanen petani setempat, karena membeli hasil pertanian lokal, berarti sayur-mayur dan buah-buahan itu tidak perlu diangkut sejauh ribuan kilometer, jarak rata-rata yang ditempuh truk-truk pengantar hasil pertanian itu. Berarti, semakin jauh perjalanan yang ditempuh, semakin besar emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Kedua, pertimbangkan untuk makan daging yang dijual dari tempat penjagalan, yang menyembelih hewan sesuai dengan hukum Islam atau yang punya sertifikat halal. Islam mengatur tentang cara pemeliharaan ternak yang kerap kali berlawanan dengan yang dilakukan oleh peternakan berskala besar. Banyak peternakan milik pribadi, membiarkan ternaknya berkeliaran dan merumput secara bebas dan tidak menggunakan hormon pertumbuhan dan anti biotik, serta memenuhi ketentuan halal.
Penulis artikel “Ramah Lingkungan selama Ramadan” ini, Muaz Nasir, Sarjana S-2 dari program studi lingkungan York University mengatakan, lebih baik lagi, tidak makan daging beberapa hari pada bulan Ramadan, karena sesuai dengan sunnah Nabi, “Berhati-hatilah makan daging, karena bisa membuat kecanduan seperti minum minuman anggur.”
Ketiga, hindari penggunaan wadah yang terbuat dari styrofoam dan plastik, yang sehabis dipakai langsung dibuang. Wadah-wadah semacam itu tidak ramah lingkungan. Bayangkan saja, orang Amerika membuang 25 milyar gelas plastik setahunnya.
Selanjutnya, Muaz Nasir menambahkan, warga Islam yang hidup di Amerika, juga mengurangi pemakaian energi selama bulan Ramadan. Banyak cara dapat dilakukan, di antaranya, hanya menghidupkan pendingin ruangan jika berada di rumah, sehingga akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan rekening listrik. Sama halnya dengan di masjid, menghidupkan pendingin di dalam ruangan dan menutup pintu masjid, serta mematikan lampu, berarti mengurangi pemakaian energi.
Terakhir, Muslim dapat melakukan upaya ramah lingkungan selama Ramadan, dengan menumpang mobil bersama-sama teman atau umat lainnya, jika akan menghadiri sembahyang tarawih setelah berbuka puasa. Dengan demikian, maka mengurangi kemacetan lalu-lintas, pencemaran udara dan kesulitan mendapat tempat parkir. Halaman parkir di masjid-majid selalu dipenuhi oleh mobil dan para jemaat selama bulan Ramadan.