Tautan-tautan Akses

Girls Who Code Bangun Jalur bagi Bakat Teknologi Perempuan di Masa Depan


Salah satu remaja putri peserta kamp pelatihan komputer Girls Who Code
Salah satu remaja putri peserta kamp pelatihan komputer Girls Who Code

Kurang lebih empat juta lapangan kerja dalam bidang ilmu komputer akan dibuka selama dekade mendatang.

Ilmu komputer merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Amerika. Diperkirakan lebih dari empat juta lapangan kerja dalam bidang ini akan dibuka selama dekade mendatang. Tapi pengalaman di masa lalu menunjukkan perempuan tampaknya hanya sedikit mengisi lowongan itu.

Data terbaru menunjukkan persentase pekerjaan komputer yang dilakukan oleh perempuan turun menjadi 25 % dari puncaknya 36 % pada tahun 1991. Girls Who Code adalah salah satu organisasi yang memusatkan perhatian untuk melibatkan remaja putri dalam ilmu komputer dan mengubah hal itu.

Lebih dari 10 ribu remaja putri SMU telah memanfaatkan program kamp musim panas dan program ekstrakurikuler Girls Who Code sejak tahun 2012. Program selama musim panas gratis selama tujuh minggu itu adalah untuk siswa yang tidak mempunyai pengalaman bahasa komputer. Organisasi nir laba yang berkantor pusat di New York itu bermitra dengan perusahaan-perusahaan teknologi untuk membuat program-program itu.

BSA/The Software Alliance adalah salah satu mitranya di daerah Washington dimana Nidhi Allani, siswa SMU cemerlang dan Phoebe Suh ikut belajar bahasa komputer.

Allani membuat situs yang disebut PoliTeens dengan tim kecilnya. ”Masalah yang ingin kami tangani adalah kurangnya perwakilan remaja dalam spektrum politik,” katanya. “Jadi kami membuat sebuah situs, forum untuk memberikan kerangka bagi remaja untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai isu-isu politik yang terjadi di negara kita.”

Situs dari Suh dan timnya disebut reboot, dimana Suh menggambarkannya sebagai “yang pertama, database online lengkap mengenai krisis sumber daya setempat di daerah Washington.” [my/al]

XS
SM
MD
LG