Tautan-tautan Akses

Gilead Sciences Setuju Memasok Obat Virus Corona untuk Tentara AS


Kantor Gilead Sciences di Foster City, California, 1 Mei 2018. (Foto: Reuters)
Kantor Gilead Sciences di Foster City, California, 1 Mei 2018. (Foto: Reuters)

Komando Penelitian dan Pengembangan Medis Angkatan Darat AS (US Army Medical Research and Development/USAMRDC) mengumumkan bahwa obat Remdesivir, yang diciptakan oleh perusahaan farmasi Gilead Sciences di California, akan diberikan untuk personel militer AS dan keluarga mereka yang kemungkinan sakit akibat virus corona.

Berdasarkan kesepakatan antara Gilead dan Angkatan Darat AS, obat itu akan diberikan kepada Departemen Pertahanan secara gratis.

“Bersama-sama, pemerintah dan mitra industri, kami melangkah maju pada laju sangat cepat untuk menyediakan pengobatan efektif dan produk pencegahan yang akan melindungi warga dunia dan mengamankan kesiagaan dan daya tahan dari anggota kami,” kata Brigadir Jenderal Michael Talley, komandan USAMRDC, dalam sebuah pernyataan, Selasa (10/3).

USAMRDC mengatakan semua personel yang terafiliasi dengan Departemen Pertahanan, “termasuk anggota aktif dan cadangan, karyawan sipil dan kontraktor AS, dan personell AS lainnya, serta keluarga mereka yang didiagnosis mengidap COVID-19 boleh ikut serta dalam uji klinis.

Obat eksperimental Gilead, Remdesivir, dipuji oleh pejabat kesehatan masyarakat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebagai salah satu anti-viral paling menjanjikan untuk melawan jenis virus baru ini.

Pada Selasa, Direktur CDC Robert Redfield mengatakan, pengobatan COVID-19 dengan obat yang melawan patogen buatan Gilead sudah dikerahkan ke negara bagian Washington. Di negara bagian itu, virus corona sudah menyebabkan kematian lebih dari 20 orang.

Obat buatan Gilead itu, Remdesivir mendapat persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (Food and Drugs Administration/FDA) untuk riset klinis, pada Februari lalu. Obat ini yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola, sukses membasmi beberapa jenis virus corona, termasuk MERS dan SARS. [jm/ft]

XS
SM
MD
LG