Liburan Natal merupakan puncak kehadiran umat di sebagian besar gereja, dan semakin banyak kelompok-kelompok agama di AS menggunakan waktu ini untuk memukau jemaah dengan paduan-paduan suara virtual di YouTube dan Instagram.
Lebih dari 500 gereja akan menyiarkan khotbah-khotbah Natal di Internet tahun ini, meningkat dari hanya beberapa pada 2007, menurut DJ Chuang, pembawa acara Social Media Church, sebuah siaran podcast dengan para pemimpin gereja mengenai media sosial.
Ratusan lebih mulai membuat akun-akun Instagram dan Pinterest tahun ini untuk mengunggah foto-foto pembaptisan dan kutipan-kutipan dari alkitab, ujarnya.
"Instagram seperti jendela kaca modern. Mereka menggunakannya untuk menceritakan kisah-kisah gereja,” ujar Chuang.
Gereja-gereja daring ini menarik mereka yang telah pindah dari jemaatnya, orang-orang yang mungkin enggan masuk ke dalam gereja yang sebenarnya dan orang-orang yang ingin menghadiri misa di luar jam-jam normal.
Gereja Liquid di New Jersey telah memiliki pastor daring sejak 2009, dan merambah ke YouTube Natal tahun lalu untuk menyiarkan paduan suara virtual menggunakan video-video dari sekitar 500 anggota jemaat yang menghadiri misa jarak jauh.
Tahun ini, gereja tersebut akan mengadakan komuni virtual, sakramen religius dimana umat minum jus anggur dan makan roti. Saat orang menonton misa tersebut, pastor akan memberitahu mereka untuk mengambil segelas jus anggur dan roti apa saja yang ada di rumah mereka.
Pastor penginjil Rick Warren dari Gereja Saddleback di California mengatakan sedang mengeksplor cara untuk mendapatkan kanal PlayStation untuk menyiarkan misa gereja serupa dengan cara Netflix menyiarkan film-filmnya.
Gereja besar California tersebut, yang merupakan perintis misa digital, sudah menyiarkan 168 misa di lamannya setiap minggu, dan akan menyiarkan misa setiap jam pada pekan Natal.
“Bayangkan ada misa gereja di Wii,” ujar Jay Kranda, pastor kepala untuk layanan daring Saddleback.
Namun praktik ini tidak populer di semua gereja.
Pada November, Gereja United Methodist mengumumkan moratorium untuk semua sakramen daring, dan menyatakan bahwa komuni harus dilakukan dengan “komunitas yang berkumpul secara fisik.” (Reuters/Elizabeth Dilts)
Lebih dari 500 gereja akan menyiarkan khotbah-khotbah Natal di Internet tahun ini, meningkat dari hanya beberapa pada 2007, menurut DJ Chuang, pembawa acara Social Media Church, sebuah siaran podcast dengan para pemimpin gereja mengenai media sosial.
Ratusan lebih mulai membuat akun-akun Instagram dan Pinterest tahun ini untuk mengunggah foto-foto pembaptisan dan kutipan-kutipan dari alkitab, ujarnya.
"Instagram seperti jendela kaca modern. Mereka menggunakannya untuk menceritakan kisah-kisah gereja,” ujar Chuang.
Gereja-gereja daring ini menarik mereka yang telah pindah dari jemaatnya, orang-orang yang mungkin enggan masuk ke dalam gereja yang sebenarnya dan orang-orang yang ingin menghadiri misa di luar jam-jam normal.
Gereja Liquid di New Jersey telah memiliki pastor daring sejak 2009, dan merambah ke YouTube Natal tahun lalu untuk menyiarkan paduan suara virtual menggunakan video-video dari sekitar 500 anggota jemaat yang menghadiri misa jarak jauh.
Tahun ini, gereja tersebut akan mengadakan komuni virtual, sakramen religius dimana umat minum jus anggur dan makan roti. Saat orang menonton misa tersebut, pastor akan memberitahu mereka untuk mengambil segelas jus anggur dan roti apa saja yang ada di rumah mereka.
Pastor penginjil Rick Warren dari Gereja Saddleback di California mengatakan sedang mengeksplor cara untuk mendapatkan kanal PlayStation untuk menyiarkan misa gereja serupa dengan cara Netflix menyiarkan film-filmnya.
Gereja besar California tersebut, yang merupakan perintis misa digital, sudah menyiarkan 168 misa di lamannya setiap minggu, dan akan menyiarkan misa setiap jam pada pekan Natal.
“Bayangkan ada misa gereja di Wii,” ujar Jay Kranda, pastor kepala untuk layanan daring Saddleback.
Namun praktik ini tidak populer di semua gereja.
Pada November, Gereja United Methodist mengumumkan moratorium untuk semua sakramen daring, dan menyatakan bahwa komuni harus dilakukan dengan “komunitas yang berkumpul secara fisik.” (Reuters/Elizabeth Dilts)
