Pemerintah dan pemberontak di Sudan Selatan telah setuju untuk memulai pembicaraan tatap muka Selasa (7/1) setelah perselisihan selama beberapa hari mengenai format dan agenda perundingan.
Para delegasi dari kelompok pemberontak di Sudan Selatan dan pemerintah negara itu telah bertemu untuk melangsungkan pembicaraan yang ditujukan untuk menemukan cara menghentikan pertempuran maut yang telah berlangsung lebih dari tiga pekan.
Kedua pihak yang berunding di Addis Ababa, Selasa, telah menyepakati sebuah agenda yang terfokus pada usaha mewujudkan gencatan senjata dan menentukan status 11 tahanan yang ditahan pemerintah.
Pembicaraan itu telah ditunda selama beberapa hari, namun para perwakilan, baik dari pemerintah maupun pemberontak, mengungkapkan keoptimisan mereka bahwa pembicaraan itu akan menghasilkan solusi.
Kekerasan di negara itu telah menewaskan lebih dari 1000 orang dan memaksa 200 ribu mengungsi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan kepada VOA bahwa gencatan senjata akan masuk dalam agenda pembicaraan perdamaian di Ethiopia serta beberapa masalah lain.
Para perunding dari pemerintah dan pemberontak mengutarakan optimisme bagi pembicaraan itu. Pemimpin perunding pemberontak Jenderal Tabang Deng Gai mengatakan kelompoknya, sempalan kelompok Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan, mempunyai perselisihan dengan pemerintah. Namun, ia mengatakan rekonsiliasi bukan tidak mungkin dicapai.
Dalam perkembangan lain, Presiden Sudan Omar al-Bashir berkunjung ke Sudan Selatan Senin dan berjanji pemerintahnya tidak akan mendukung pemberontak di negara tetangganya di sebelah selatan itu.
Para delegasi dari kelompok pemberontak di Sudan Selatan dan pemerintah negara itu telah bertemu untuk melangsungkan pembicaraan yang ditujukan untuk menemukan cara menghentikan pertempuran maut yang telah berlangsung lebih dari tiga pekan.
Kedua pihak yang berunding di Addis Ababa, Selasa, telah menyepakati sebuah agenda yang terfokus pada usaha mewujudkan gencatan senjata dan menentukan status 11 tahanan yang ditahan pemerintah.
Pembicaraan itu telah ditunda selama beberapa hari, namun para perwakilan, baik dari pemerintah maupun pemberontak, mengungkapkan keoptimisan mereka bahwa pembicaraan itu akan menghasilkan solusi.
Kekerasan di negara itu telah menewaskan lebih dari 1000 orang dan memaksa 200 ribu mengungsi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan kepada VOA bahwa gencatan senjata akan masuk dalam agenda pembicaraan perdamaian di Ethiopia serta beberapa masalah lain.
Para perunding dari pemerintah dan pemberontak mengutarakan optimisme bagi pembicaraan itu. Pemimpin perunding pemberontak Jenderal Tabang Deng Gai mengatakan kelompoknya, sempalan kelompok Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan, mempunyai perselisihan dengan pemerintah. Namun, ia mengatakan rekonsiliasi bukan tidak mungkin dicapai.
Dalam perkembangan lain, Presiden Sudan Omar al-Bashir berkunjung ke Sudan Selatan Senin dan berjanji pemerintahnya tidak akan mendukung pemberontak di negara tetangganya di sebelah selatan itu.