Tautan-tautan Akses

Gedung Putih Sebut Puluhan Tentara Korea Utara Berjatuhan dalam Perang di Ukraina 


Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby melepas kacamatanya setelah berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, pada 23 Oktober 2024. (Foto: AP/Ben Curtis)
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby melepas kacamatanya setelah berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, pada 23 Oktober 2024. (Foto: AP/Ben Curtis)

Gedung Putih membenarkan penilaian badan intelijen militer Ukraina yang menyatakan bahwa beberapa tentara Korea Utara telah tewas dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah perbatasan Kursk, Rusia.

Ini merupakan korban Korea Utara pertama yang dilaporkan sejak AS dan Ukraina mengumumkan bahwa Korea Utara telah mengirim 10.000 hingga 12.000 tentara ke Rusia untuk membantu Moskow dalam perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun itu.

Badan intelijen militer Ukraina mengatakan sekitar 30 tentara Korea Utara tewas atau terluka selama pertempuran dengan tentara Ukraina pada akhir pekan lalu.

Korban tewas berjatuhan di sekitar tiga desa di Kursk, di mana Rusia selama empat bulan terakhir berusaha menghentikan serangan Ukraina, kata badan yang dikenal dengan akronim GUR tersebut, dalam sebuah unggahan terbuka di aplikasi Telegram.

Terkait jumlah korban, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, “sulit untuk mendapat angka pastinya. Yang pasti jumlahnya puluhan. Beberapa lusin. Dan kami baru mulai melihatnya sekarang.”

Kirby juga mengatakan, Gedung Putih kini meyakini bahwa tentara Korea Utara berada di “garis depan” perang Rusia dan “terlibat aktif dalam operasi tempur” melawan Ukraina.

Kirby mengatakan, AS memberlakukan sanksi baru terhadap sembilan orang dan tujuh entitas Korea Utara karena membantu Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, serta karena program rudal balistik Pyongyang yang masih dilanjutkan.

“Kami akan terus meminta pertanggungjawaban semua aktor yang memfasilitasi secara finansial dan militer perang Rusia yang ilegal dan brutal di Ukraina,” kata Kirby.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan terhadap invasi skala penuh Rusia ke negara tetangganya melalui sebuah perjanjian pertahanan Bersama.

Meski demikian, para pengamat militer mengatakan, kendala bahasa telah mengganggu koordinasi tempur antara pasukan Rusia dan Korea Utara.

Pada 5 November lalu, pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan mereka untuk pertama kalinya berhadapan dengan unit Korea Utara yang belum lama dikerahkan untuk membantu Rusia.

Ukraina merebut wilayah di daerah perbatasan Kursk, Rusia, pada Agustus lalu, yang menjadi pendudukan pertama wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. Operasi tersebut mempermalukan Kremlin dan bertujuan untuk melawan pemberitaan suram yang tak ada habisnya dari garis depan.

Serangan Ukraina tersebut tidak mengubah dinamika perang secara signifikan. Selama setahun terakhir, Rusia telah berada di garis depan, kecuali Kursk, dan telah bergerak lebih jauh ke wilayah Donetsk, Ukraina timur, meski menderita banyak kerugian. [rd/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG