Pemerintahan Trump meremehkan signifikansi sebuah laporan yang dirilis Jumat (23/11), yang memaparkan prediksi buruk terkait dampak perubahan iklim di AS.
Gedung Putih mengatakan studi itu secara umum dibuat berdasarkan "skenario paling ekstrem" dan tidak memperhitungkan teknologi baru dan inovasi lain yang bisa menghapuskan emisi karbon dan dampak perubahan iklim.
Penilaian Iklim Nasional edisi keempat, laporan perubahan iklim yang dibuat atas perintah kongres itu, mencatat bahwa bencana alam yang disebabkan cuaca kini semakin banyak. Laporan itu, yang disusun oleh lebih dari 300 periset dalam 13 departemen dan instansi pemerintah AS, memprediksi bahwa peristiwa-peristiwa itu akan semakin sering dan semakin parah apabila tidak diambil langkah-langkah "untuk mencegah kerugian besar terhadap ekonomi dan lingkungan AS, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam puluhan tahun mendatang."
Juru bicara Gedung Putih, Lindsay Walters, mencatat bahwa pekerjaan mengenai penilaian iklim itu dimulai di bawah pemerintahan mantan presiden Barack Obama dan menggunakan banyak skenario untuk menilai dampak perubahan iklim. Tapi laporan yang dirilis Jumat itu, menurut Walters, terlalu banyak bergantung pada skenario terburuk.
"Laporan itu pada umumnya berdasarkan skenario paling ekstrem, yang bertolak belakang dengan tren-tren yang telah lama terbentuk dengan mengasumsi bahwa, akan ada pertumbuhan ekonomi kuat yang akan meningkatkan emisi gas rumah kaca, tapi teknologi dan inovasi terbatas, dan populasi akan berkembang pesat," kata Walters dalam pernyataan.
Dia mengatakan penilaian iklim berikutnya, yang akan disiapkan dalam empat tahun mendatang, akan "menyediakan proses yang lebih transparan dan berdasarkan data yang mencakup informasi yang lebih lengkap mengenai berbagai skenario dan hasilnya." [vm]