Presiden Amerika Donald Trump dan Gedung Putih hari Senin (29/4) mengejek Partai Demokrat soal perlawanan yang masih terus berlangsung untuk membentuk narasi atas penyelidikan jaksa penyidik khusus Robert Mueller dan laporan tentang campur tangan Rusia dalam pemilu presiden Amerika tahun 2016.
Lewat cuitannya di Twitter, Trump mengatakan “Bob Mueller adalah PAHLAWAN yang hebat bagi Demokrat Kiri Radikal” ketika penyelidikan selama 22 bulan yang dilakukannya sedang berjalan.
Tetapi Trump mengatakan ketika dua minggu lalu Muller menyimpulkan bahwa Trump tidak berkolusi dengan Rusia untuk membantunya memenangkan pemilu dan bahwa “Jaksa Agung William Barr yang sangat kita hormati memutuskan tidak akan mengajukan tuntutan pidana terhadap Trump karena berupaya menghalangi jalannya penyelidikan, “para Demokrat mulai menyampaikan ‘Bob siapa, maaf kami tidak kenal tokoh itu.”
Jaksa Agung William Barr dijadwalkan akan memberi kesaksian di hadap komite Senat hari Rabu (1/5) tentang keputusannya bahwa Trump tidak menghalangi jalannya penyelidikan dan pengawasan yang dilakukannya terhadap penyelidikan yang dilakukan Mueller. Tetapi kesaksiannya di hadapan Komite Kehakiman DPR hari Kamis (2/5) masih belum jelas karena perselisihan soal siapa yang akan menanyainya.
Ketua panel DPR Jerrold Nadler, anggota Kongres dari negara bagian New York ingin memberi kesempatan kepada 41 anggota komite itu selama masing-masing lima menit untuk menanyai Barr, dan kemudian 30 menit lainnya bagi tim kuasa hukum dari faksi Demokrat dan Republik yang ada dalam komite itu untuk juga menanyai Barr.
Barr setuju untuk ditanyai oleh anggota-anggota Kongres, tetapi menolak keras pertanyaan lebih jauh yang bakal diajukan kuasa hukum Demokrat dan Republik. Departemen Kehakiman mengatakan kepada komite di DPR itu bahwa Barr mungkin tidak akan datang jika Nadler bersikeras memberi kesempatan pada pihak lain selain anggota-anggota Kongres untuk menyampaikan pertanyaan. (em)