Para pekerja Freeport-McMoRan Inc di tambang tembaga Indonesia meminta melakukan pembicaraan langsung dengan manajemen lokal menyusul sebuah kecelakaan fatal, dan mungkin berencana memblokir tambang atau mogok kerja, menurut pihak serikat pekerja.
Ratusan demonstran yang marah memblokir akses selama dua hari minggu lalu menuju daerah penambangan terbuka di kompleks tembaga Grasberg, di mana produksi sedang dihentikan menyusul kematian empat pekerja pada 27 September. Tambang terbuka itu mencakup lebih dari setengah hasil produksi tambang.
Protes-protes baru, pemblokiran atau pemogokan dapat dipicu jika kekhawatiran akan keselamatan pekerja dan tuntutan lain diabaikan, menurut Albar Sabang dari serikat pekerja Freeport, yang berpotensi menghentikan ekspor tembaga.
"Produksi penting tapi keselamatan nomor satu," ujar Albar pada kantor berita Reuters, menambahkan bahwa para pekerja yang memprotes telah menuntut pertemuan pada 11-12 Oktober dengan CEO Freeport Indonesia, Rozik Soetjipto.
"Jika tuntutan-tuntutan itu tidak dipenuhi mereka akan berencana melakukan protes lain," ujarnya.
Pemerintah Indonesia sedang menyelidiki kecelakaan tersebut, yang melibatkan tabrakan antara kendaraan ringan yang membawa sembilan orang dan sebuah truk, dan telah memerintahkan perubahan-perubahan kerja supaya pertambangan terbuka itu dapat dilanjutkan.
Freeport belum berkomentar, namun minggu lalu perusahaan itu mengatakan akan bekerja sama dengan tim investigasi pemerintah dan bahwa keselamatan di Grasberg adalah prioritas.
Sebuah terowongan runtuh tahun lalu, menewaskan 28 pekerja di tambang tersebut dalam salah satu bencana pertambangan terburuk di Indonesia. Para pejabat serikat pekerja mengatakan lima orang telah tewas di tambang tersebut tahun ini menyusul kecelakaan sebelumnya. (Reuters)
