BANDUNG —
Para dalang sedunia berkumpul dan melakukan pergelaran wayang bersama dengan ciri khas negaranya masing-masing, tentu merupakan pemandangan yang jarang kita lihat. Namun baru-baru ini di Bandung, para dalang dari berbagai negara tersebut bergabung dan pentas bersama dalam sebuah Festival Wayang Internasional.
Selain sebagai ajang silaturahmi para dalang sedunia, festival ini juga merupakan salah satu upaya dalam mengenalkan seni wayang kepada generasi muda.
Festival Wayang Internasional yang diselenggarakan di Bandung pada 12 hingga 13 September lalu tersebut mengundang para dalang dari enam negara yaitu Singapura, Turki, Australia, Filipina, Belanda, dan Madagaskar. Para dalang dari enam negara tersebut mementaskan wayang ciri khas negara masing-masing dengan menggunakan berbagai teknik, yaitu teknik bayangan seperti yang dilakukan pada wayang kulit, dan teknik wayang boneka kayu, seperti yang dilakukan pada wayang golek.
Ketua panitia penyelenggara Festival Wayang Internasional, Asep Budiman mengatakan, festival ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dalam mempererat kekerabatan dan kekeluargaan para dalang sedunia. Selain itu, wayang juga merupakan warisan seni budaya dunia, dan Indonesia merupakan bagian utama dari perkembangan wayang di dunia.
“Inspirasinya adalah silaturahmi antar dalang yang ada di negara-negara lain. Karena pengalaman kami ikut festival di negara yang lain adalah kekerabatan dan kekeluargaan antar dalang itu sangat erat sekali. Itu yang ke satu. Yang keduanya, wayang adalah warisan seni budaya dunia. Indonesia adalah bagian yang utama dari perkembangan wayang di dunia,” papar Asep Budiman.
Dalam festival tersebut, Indonesia menampilkan pergelaran Wayang Motekar, yang saat ini sedang berkembang, khususnya di Kota Bandung. Sementara itu, negara lainnya yang diundang dalam festival ini mementaskan berbagai seni wayang. Australia lewat Sydney Puppet Theatre Australia menampilkan teater boneka bayangan, boneka kayu, dan boneka marionet. Singapura menampilkan pertunjukan boneka kayu, Turki menampilkan teater wayang bayangan, dan Belanda menampilkan pementasan boneka tangan.
Dalang asal Belanda, Charlotte Puyk Joolen mengungkapkan, tema yang ditampilkan pada pementasan yang ia lakukan biasanya berupa tema sederhana yang memiliki nilai dan pesan tersendiri bagi para penontonnya.
Selain sebagai ajang menjalin tali silaturahmi antar dalang sedunia, Festival Wayang Internasional juga bertujuan untuk mengenalkan seni wayang kepada generasi muda. Pasalnya, budaya menonton seni wayang pada kalangan generasi muda di Indonesia sangat rendah. Ketua Panitia Penyelenggara Festival Wayang Internasional, Asep Budiman mengatakan, melalui festival ini pihaknya berupaya agar seni wayang bisa dicintai dan dinikmati oleh semua kalangan.
“Kami untuk mengadakan festival internasional ini bagaimana wayang bisa dicintai dan dinikmati oleh semua kalangan, dari mulai SD sampai orangtua harus bisa menikmati, karena pendidikan untuk menonton di Indonesia itu sangat langka sekali,” ungkap Asep Budiman.
Asep menambahkan, harapan terbesar dari penyelenggaraan Festival Wayang Internasional ini adalah wayang Indonesia bisa mendunia atau ‘go international’. Menurutnya, potensi wayang di Indonesia sangat besar. Terbukti, seni Wayang Keroncong mampu meraih empat medali emas pada Festival Wayang Internasional di Vietnam, beberapa tahun lalu.
Selain sebagai ajang silaturahmi para dalang sedunia, festival ini juga merupakan salah satu upaya dalam mengenalkan seni wayang kepada generasi muda.
Festival Wayang Internasional yang diselenggarakan di Bandung pada 12 hingga 13 September lalu tersebut mengundang para dalang dari enam negara yaitu Singapura, Turki, Australia, Filipina, Belanda, dan Madagaskar. Para dalang dari enam negara tersebut mementaskan wayang ciri khas negara masing-masing dengan menggunakan berbagai teknik, yaitu teknik bayangan seperti yang dilakukan pada wayang kulit, dan teknik wayang boneka kayu, seperti yang dilakukan pada wayang golek.
Ketua panitia penyelenggara Festival Wayang Internasional, Asep Budiman mengatakan, festival ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dalam mempererat kekerabatan dan kekeluargaan para dalang sedunia. Selain itu, wayang juga merupakan warisan seni budaya dunia, dan Indonesia merupakan bagian utama dari perkembangan wayang di dunia.
“Inspirasinya adalah silaturahmi antar dalang yang ada di negara-negara lain. Karena pengalaman kami ikut festival di negara yang lain adalah kekerabatan dan kekeluargaan antar dalang itu sangat erat sekali. Itu yang ke satu. Yang keduanya, wayang adalah warisan seni budaya dunia. Indonesia adalah bagian yang utama dari perkembangan wayang di dunia,” papar Asep Budiman.
Dalam festival tersebut, Indonesia menampilkan pergelaran Wayang Motekar, yang saat ini sedang berkembang, khususnya di Kota Bandung. Sementara itu, negara lainnya yang diundang dalam festival ini mementaskan berbagai seni wayang. Australia lewat Sydney Puppet Theatre Australia menampilkan teater boneka bayangan, boneka kayu, dan boneka marionet. Singapura menampilkan pertunjukan boneka kayu, Turki menampilkan teater wayang bayangan, dan Belanda menampilkan pementasan boneka tangan.
Dalang asal Belanda, Charlotte Puyk Joolen mengungkapkan, tema yang ditampilkan pada pementasan yang ia lakukan biasanya berupa tema sederhana yang memiliki nilai dan pesan tersendiri bagi para penontonnya.
Selain sebagai ajang menjalin tali silaturahmi antar dalang sedunia, Festival Wayang Internasional juga bertujuan untuk mengenalkan seni wayang kepada generasi muda. Pasalnya, budaya menonton seni wayang pada kalangan generasi muda di Indonesia sangat rendah. Ketua Panitia Penyelenggara Festival Wayang Internasional, Asep Budiman mengatakan, melalui festival ini pihaknya berupaya agar seni wayang bisa dicintai dan dinikmati oleh semua kalangan.
“Kami untuk mengadakan festival internasional ini bagaimana wayang bisa dicintai dan dinikmati oleh semua kalangan, dari mulai SD sampai orangtua harus bisa menikmati, karena pendidikan untuk menonton di Indonesia itu sangat langka sekali,” ungkap Asep Budiman.
Asep menambahkan, harapan terbesar dari penyelenggaraan Festival Wayang Internasional ini adalah wayang Indonesia bisa mendunia atau ‘go international’. Menurutnya, potensi wayang di Indonesia sangat besar. Terbukti, seni Wayang Keroncong mampu meraih empat medali emas pada Festival Wayang Internasional di Vietnam, beberapa tahun lalu.