Para pemimpin Eropa bersiap-siap bertemu di Brussels hari Kamis untuk mengawali KTT yang akan menentukan nasib euro.
Beberapa pejabat telah menyatakan KTT Eropa itu sebagai momen untuk mengevaluasi mata uang bersama euro yang terimbas krisis utang Eropa yang membengkak. Tetapi dengan semakin menjelangnya pembukaan pertemuan itu, optimisme menyurut.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengimbau 17 negara yang menggunakan mata uang euro untuk mematuhi pelaksanaan anggaran berimbang dan memberlakukan sanksi-sanksi ketat terhadap pelanggar. Rencana mereka juga akan menciptakan tingkat bersama pajak perusahaan dan pajak transaksi keuangan yang baru.
Merkel dan Sarkozy mengawali upaya menggalang dukungan bagi rencana mereka dalam pertemuan Partai Rakyat Eropa di kota Marseille, Perancis, sebelum bertolak ke Brussels. Tetapi para pejabat senior Rabu larut malam mengatakan persetujuan akhir mengenai kesepakatan itu mungkin tercapai beberapa pekan lagi.
Seorang pejabat Jerman mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa kesepakatan mungkin tercapai selewat hari Natal. Seorang pejabat senior lainnya dikutip mengatakan bahwa beberapa negara “tidak memahami seriusnya situasi”.
Presiden Amerika Barack Obama berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon Rabu malam. Gedung Putih mengatakan Presiden Obama dan Kanselir Jerman itu sependapat mengenai perlunya mencari solusi permanen dan meyakinkan bagi krisis zona euro. Presiden Amerika itu telah berkali-kali mendesak para pemimpin Eropa agar melakukan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki krisis itu secepat mungkin.
Perdana Menteri Luxembourg Jean-Claude Juncker, yang memimpin kelompok menteri-menteri eurozone, hari Kamis mengatakan kepada radio Perancis bahwa tujuan KTT mereka adalah mencapai kesepakatan di antara 27 negara anggota Uni Eropa. Ia mengatakan jika hal itu tidak memungkinkan, para pejabat akan mengupayakan kesepakatan baru bagi 17 negara pengguna euro.
Kekhawatiran bahwa krisis utang Eropa akan memicu masalah tambahan telah menimbulkan kegelisahan di bursa keuangan global dan memicu peringatan dari beberapa lembaga pemeringkat kredit terkemuka.