Para pemimpin Eropa memberikan reaksi yang lamban dan berhati-hati terhadap kematian Kim Jong Il. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyuarakan harapan kematian pemimpin Korea Utara itu bisa menjadi titik balik bagi negara Asia itu.
Dalam pernyataan, Hague menyampaikan harapan pemimpin baru Korea Utara itu nantinya akan terlibat dengan masyarakat internasional dan bekerja sama demi perdamaian dan keamanan di kawasan itu.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan selalu ada harapan untuk perubahan tapi harapan-harapan negara Barat tetap sama yaitu Korea Utara mengakhiri program nuklirnya dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya.
Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe meragukan kemungkinan perubahan di negara miskin itu.
Juppe mengatakan ada sedikit harapan perubahan dan menggambarkan Korea Utara sebagai rejim yang benar-benar tertutup , salah satu dari sisa-sisa Uni Soviet di bumi ini. Ia mengatakan Perancis khawatir dengan konsekwensi suksesi kekuasaan itu dan berharap rakyat Korea Utara suatu hari kelak mendapat kembali kebebasan mereka.
Korea Utara merahasiakan berita kematian Kim Jong Il yang berusia 69 tahun sekitar dua hari. Lembaga-lembaga negara mengeluarkan pernyataan yang mengatakan putra bungsunya, Kim Jong Un kini berkuasa.
Francoise Nicolas, direktur Studi-studi Asia di Lembaga Hubungan Internasional Perancis di Paris mengatakan masyarakat internasional terkejut dengan berita tersebut.
Ia mengatakan, "Setiap orang terkejut dengan kematian Kim Jong Il. Setiap orang sudah memperkirakan kematiannya, tapi tidak (menduga) secepat itu."
Sedikit sekali yang diketahui mengenai putera bungsu Kim Jong Il, Kim Jong Un, termasuk berapa umurnya yang pasti.
Lebih lanjut Nicolas mengatakan, "Merupakan misteri besar dan tidak seorangpun punya bayangan apa yang akan dilakukan pemimpin baru, King Jong Un, apakah akan berbeda dari yang dilakukan ayahnya, tidak seorangpun mengetahuinya. Ia ditempatkan dalam posisi itu dalam waktu sangat singkat, dia ditunjuk beberapa tahun lalu. Jadi tidak seorangpun mengetahui apa rencana-rencananya, apakah ia punya rencana, apakah ia punya legitimasi di negara itu. Jadi sangat sulit untuk mengetahui apakah akan ada perubahan atau tidakā.