Tautan-tautan Akses

Erdogan Perluas Cengkeraman dengan Kemenangan Pemilu


Presiden Turki melambaikan tangan pada para pendukungnya dari Partai AKP di Ankara, Turki, Senin pagi, 25 Juni 2018 (foto: Biro Press Kepresidenan Turki via AP, Pool)
Presiden Turki melambaikan tangan pada para pendukungnya dari Partai AKP di Ankara, Turki, Senin pagi, 25 Juni 2018 (foto: Biro Press Kepresidenan Turki via AP, Pool)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah terpilih kembali, mencetak kemenangan pada putaran pertama dengan perolehan suara lebih dari separuh. Pihak oposisi awalnya mempertanyakan hasil tersebut, tetapi penantang utama kemudian mengakui kekalahannya. Erdogan sekarang memegang kekuatan baru yang besar.

Para pendukung Presiden Erdogan merayakan berita kemenangannya di seluruh negara itu. Menurut kantor berita resmi Turki, Erdogan memperoleh hampir 53% suara. Presiden berusia 64 tahun itu menyampaikan pidato kemenangan di markas partainya di Ankara.

Dia mengatakan telah menerima pesan lewat kotak-kotak suara itu, menambahkan bahwa dia akan berjuang lebih gigih lagi dengan meningkatnya dukungan yang diterimanya dalam pemilihan.

Pihak oposisi awalnya mempertentangkan hasil tersebut, mengklaim hasil sudah diumumkan sementara masih banyak suara yang belum dihitung. Foto-foto apa yang disebut sebagai sejumlah karung surat suara yang belum dihitung beredar di media sosial.

Tetapi penantang utama dalam pilpres kali ini, Muharrem Ince, dalam pesan yang dikirim kepada penyiar berita Turki, mengakui kemenangan Erdogan walaupun mengklaim pemilihan itu tidak adil. Ince mendapat 31% suara dalam pemilihan yang ketat itu.

Erdogan sekarang memegang wewenang luas, yang disetujui dalam referendum tahun lalu, yang kabarnya dicemari penipuan. Presiden yang terpilih kembali itu berjanji akan mempercepat agenda politiknya.

Erdogan mengatakan kepada pendukungnya bahwa Turki tidak punya waktu untuk disia-siakan. Katanya bendera Turki akan berkibar lebih bebas dan kedamaian bagi setiap warga negara akan lebih baik dengan kemenangannya.

Erdogan mengatakan perang melawan musuh-musuh yang meneror Turki akan terus berlanjut. Sejak kudeta yang gagal pada tahun 2016 puluhan ribu orang telah dipenjara, termasuk lebih dari 100 wartawan.

Erdogan juga menjanjikan operasi militer "membebaskan Suriah" akan terus berlanjut. Pasukan Turki memerangi pasukan Kurdi Suriah yang dituduh oleh Turki terkait dengan pemberontakan di dalam negeri.

Cengkeraman presiden atas kekuasaan diperkuat dalam pemilihan parlemen yang dilakukan bersamaan. Partai AKP pimpinan Erdogan akan terus menguasai parlemen meskipun masih membutuhkan dukungan dari Partai MHP yang nasionalis, yang membentuk aliansi dengan AKP dalam pemilihan.

Partai pro-Kurdi, HDP, yang dituduh Erdogan sebagai teroris, juga memasuki parlemen sebagai partai oposisi terbesar kedua.

Kemenangan komprehensif Erdogan terjadi sementara sebagian besar jajak pendapat menunjukkan persaingan yang jauh lebih ketat. [as/ii]

XS
SM
MD
LG