Hanya beberapa hari sebelum merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama, China, Senin (13/4) mengatakan ekspor menciut 15 persen pada bulan Maret. Ini merupakan kejutan bagi beberapa analis yang memprediksi ekspansi.
Ketidakseimbangan perdagangan China bulan lalu turun tajam ke bawah $ 3,1 miliar. Impor juga turun (12,7 persen) pada bulan Maret, tanda terbaru kelemahan dalam perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Bank Sentral China telah memotong suku bunga acuan dua kali sejak November.
Kepala ekonom Conference Board Beijing, Andrew Polk, mengatakan kepada VOA tren penurunan ekspor China itu lebih berkaitan dengan kelemahan internasional, dan bukan berarti permintaan domestik lemah di China.
Sementara itu, Senin, Bank Dunia merevisi perkiraan pertumbuhan untuk China dan negara berkembang di kawasan Asia Timur menjadi 6,7 persen untuk tahun ini dan tahun depan dibandingkan dengan 6,9 persen pada tahun 2014.
Sudhir Shetty, kepala ekonom Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik, menduga perekonomian negara-negara berkembang di Asia seperti Indonesia, Thailand dan Filipina akan tumbuh lebih cepat dari tahun 2014.