Pengiriman batu bara ke Newcastle, Australia, pelabuhan ekspor batu bara terbesar di dunia, terhenti karena banjir yang melanda wilayah Hunter Valley. Banjir menghambat jalur kereta api, sedangkan hujan lebat juga memperlambat pergerakan kapal di pelabuhan.
Hujan lebat di sepanjang pantai timur Australia selama beberapa hari ini telah menyebabkan banjir terparah dalam setengah abad terakhir dan mengakibatkan ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Reuters, Senin (22/3), mengutip dinas ramalan cuaca, melaporkan hujan diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Australian Rail Track Corp (ARTC), yang mengoperasikan Jaringan Hunter Valley, Senin (22/3), mengatakan perjalanan kereta api dihentikan karena curah hujan yang tinggi, potensi banjir yang lebih parah, angin kencang, pohon tumbang, serta kabel dan tiang listrik yang roboh.
"Peristiwa cuaca seperti ini berpotensi merusak jaringan kami dan meningkatkan risiko bagi semua yang terlibat dalam operasi transportasi," kata juru bicara ARTC. Dia menambahkan, jalur rel baru akan dibuka kembali ketika permukaan air surut dan kondisi aman.
Pelabuhan Newcastle, yang tahun lalu mengirimkan 158 juta ton batu bara, mengatakan cuaca buruk telah memperlambat pergerakan kapal masuk dan keluar pelabuhan. Namun operasi operasi tetap berjalan.
Newcastle Coal Infrastructure Group, yang mengoperasikan salah satu terminal batubara di pelabuhan itu, membenarkan bahwa pengiriman batu bara ke pelabuhan telah ditangguhkan.
Jaringan rel Hunter Valley melayani tambang-tambang yang dioperasikan oleh, antara lain, BHP Group Ltd, Glencore PLC, New Hope Corp Ltd, Whitehaven Coal, dan Yancoal Australia Ltd.
Glencore mengatakan telah mengurangi produksi di beberapa lokasi sebagai tindakan pencegahan.
Yancoal mengatakan telah menghentikan operasi di tambang Mount Thorley Warkworth dan Stratford Duralie.
New Hope mengatakan pihaknya hanya mengalami gangguan kecil dan masih bisa mengirim batu bara dalam jumlah terbatas ke pelabuhan. [ah/au/ft]
