Seorang mantan analis Badan Intelijen Pusat Amerika (Central Intelligence Agency/CIA) pada Jumat (17/1) mengaku bersalah di pengadilan federal di Virginia atas tuduhan membocorkan informasi rahasia tentang rencana Israel untuk menyerang Iran.
Asif William Rahman, 34 tahun, dari Vienna, Virginia, ditangkap tahun lalu di Kamboja dan kemudian dibawa ke Guam. Dia menghadapi ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara untuk masing-masing dua dakwaan: penyimpanan dan transmisi informasi rahasia terkait pertahanan negara.
Rahman telah bekerja untuk badan intelijen tersebut sejak 2016 dan memiliki izin keamanan yang sangat rahasia.
Jaksa mengatakan Rahman secara ilegal mengunduh dan mencetak dokumen rahasia di tempat kerja serta kemudian membawa pulang dokumen tersebut. Kemudian, dia mengubah sejumlah item tersebut untuk menutupi sumber informasi sebelum menyebarkannya.
Informasi rahasia tersebut akhirnya dipublikasikan di platform media sosial Telegram.
Pernyataan Departemen Kehakiman mengatakan bahwa mulai musim semi 2024 dan berlangsung hingga November, Rahman membagikan “informasi sangat rahasia” yang dia pelajari dari pekerjaannya kepada “banyak orang yang dia tahu tidak berhak menerimanya.”
“Pegawai pemerintah yang diberikan izin keamanan dan akses terhadap informasi rahasia negara kita harus berjanji untuk melindunginya,” Robert Wells, asisten direktur eksekutif Cabang Keamanan Nasional Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI), mengatakan pada Jumat dalam sebuah pernyataan.
“Rahman secara terang-terangan melanggar janjinya dan mengambil beberapa langkah untuk menyembunyikan tindakannya. FBI akan menggunakan seluruh sumber daya kami untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban mereka yang secara ilegal mengirimkan informasi rahasia dan membahayakan kepentingan keamanan nasional negara kita,” kata Wells.
Departemen Kehakiman mengatakan Rahman menghancurkan entri jurnal dan hasil-hasil kerja secara tertulis di perangkat elektronik pribadinya “untuk menyembunyikan opini pribadinya mengenai kebijakan Amerika dan menyusun entri untuk membangun narasi palsu mengenai aktivitasnya.”
Rahman juga menghancurkan beberapa perangkat elektronik lainnya, termasuk router internet yang menurut Departemen Kehakiman Rahman “digunakan untuk mengirimkan informasi rahasia dan foto-foto dokumen rahasia, serta membuang perangkat yang hancur tersebut ke tempat sampah umum dalam upaya menggagalkan potensi penyelidikan terhadap dirinya dan dan perbuatannya yang melawan hukum.”
Kantor berita the Associated Press melaporkan bahwa Rahman lahir di California, tetapi dibesarkan di Cincinnati dan lulus dari Universitas Yale hanya dalam waktu tiga tahun.
Rahman rencananya akan menghadiri sidang pembacaaan vonis pada 15 Mei.
Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari The Associated Press dan Reuters.