Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan kepulihan yang lemah dari kelesuan ekonomi global tahun 2008 telah menghambat pertumbuhan tenaga kerja di seluruh dunia.
ILO hari Senin (20/1) menyatakan bahwa hampir 202 juta pekerja di seluruh dunia
menganggur pada tahun 2013, naik 5 juta dari tahun sebelumnya.
Kelompok berbasis di Jenewa ini menyatakan sebagian besar kenaikan terjadi di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, disusul di sub-Sahara Afrika dan Eropa.
Dengan kepulihan yang lemah, ILO menyatakan 23 juta pekerja lainnya mematahkan semangat mereka mencari pekerjaan dan keluar dari pasar tenaga kerja.
Pekan lalu, Bank Dunia mengatakan Selasa (14/1) bahwa prospek pertumbuhan ekonomi masih rentan terhadap kenaikan suku bunga dan potensi gejolak dalam arus modal, sementara Federal Reserve atau bank sentral AS mengurangi stimulus luar biasanya bagi ekonomi Amerika, ekonomi terbesar di dunia.
Laporan Prospek Ekonomi Global, yang dirilis Bank Dunia dua kali setahun, mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan naik dari 2,4 persen tahun 2013 menjadi 3,2 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun depan.
Laporan itu juga mengatakan meski berbagai resiko terhadap ekonomi global telah berkurang, tetapi belum sepenuhnya lenyap. Di antaranya adalah ketidakpastian fiskal di Amerika, berlarutnya pemulihan di zona euro dan kemungkinan kemunduran dalam kebijakan restrukturisasi China.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi global seharusnya menguat pada tahun 2014 tetapi pertumbuhan ekonomi “terlalu rendah, terlalu rentan dan terlalu tidak merata”.
ILO hari Senin (20/1) menyatakan bahwa hampir 202 juta pekerja di seluruh dunia
menganggur pada tahun 2013, naik 5 juta dari tahun sebelumnya.
Kelompok berbasis di Jenewa ini menyatakan sebagian besar kenaikan terjadi di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, disusul di sub-Sahara Afrika dan Eropa.
Dengan kepulihan yang lemah, ILO menyatakan 23 juta pekerja lainnya mematahkan semangat mereka mencari pekerjaan dan keluar dari pasar tenaga kerja.
Pekan lalu, Bank Dunia mengatakan Selasa (14/1) bahwa prospek pertumbuhan ekonomi masih rentan terhadap kenaikan suku bunga dan potensi gejolak dalam arus modal, sementara Federal Reserve atau bank sentral AS mengurangi stimulus luar biasanya bagi ekonomi Amerika, ekonomi terbesar di dunia.
Laporan Prospek Ekonomi Global, yang dirilis Bank Dunia dua kali setahun, mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan naik dari 2,4 persen tahun 2013 menjadi 3,2 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun depan.
Laporan itu juga mengatakan meski berbagai resiko terhadap ekonomi global telah berkurang, tetapi belum sepenuhnya lenyap. Di antaranya adalah ketidakpastian fiskal di Amerika, berlarutnya pemulihan di zona euro dan kemungkinan kemunduran dalam kebijakan restrukturisasi China.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi global seharusnya menguat pada tahun 2014 tetapi pertumbuhan ekonomi “terlalu rendah, terlalu rentan dan terlalu tidak merata”.