Presiden Rodrigo Duterte muncul di pusat pameran dekat bandara Changi di Singapura, di mana penyelenggara mengatakan, mereka menjual 6.000 tiket, tetapi pengunjung yang datang jauh lebih besar.
Duterte disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan ketika ia berbicara tentang kampanyenya memburu dan membunuh pengedar narkoba, dan mengeluarkan peringatan kepada mereka yang berencana melakukan transaksi narkoba di kota asalnya Davao, kota terbesar kedua di Filipina.
"Jika Anda berada di sini dan jika Anda melakukan kejahatan silakan meninggalkan Davao, dan jika Anda menghancurkan Davao, saya akan membunuhmu. Jika Anda berurusan dengan narkoba dan menghancurkan generasi muda kita, generasi berikutnya setelah kita, Anda bodoh dan gila, saya akan benci itu dan akan membunuhmu,” tegas Duterte.
Pekan lalu, Duterte mengatakan di depan forum bisnis bahwa ia menangani pembunuhan sendiri sewaktu menjadi walikota Davao, di mana ia menjabat selama 22 tahun sebelum menjadi presiden. Dia menyebutkan lagi tentang pembunuhan-pembunuhan itu hari Jumat, dan disambut dengan sorak-sorai.
Duterte telah berjanji kepada jutaan pekerja Filipina di luar negeri bahwa dia akan meningkatkan perekonomian dan melawan narkoba serta korupsi, sehingga mereka bisa pulang dan menemukan kehidupan yang lebih baik.
Wakil Presiden Filipina, Leni Robredo mengundurkan diri dari kabinet presiden awal bulan ini setelah mengritik kampanye Duterte terhadap narkoba, yang menurut perkiraan kantornya telah menewaskan 5.000 orang sejak ia bulan Juli.
Dia diperkirakan akan lebih menentang terhadap kampanye anti-narkoba Duterte yang mematikan dan menimbulkan kontroversi ditentang oleh internasional itu.
Filipina memilih presiden dan wakil presiden secara terpisah untuk tujuan supaya ada saling kontrol. Duterte memenangkan kursi kepresidenan pada bulan Mei dengan PDP-Laban, partai yang didirikan tahun 1982 untuk mendukung nasionalisme dan federalisme. Wakil presiden Robredo diusung partai berhaluan tengah, Partai Liberal, yang didirikan 70 tahun yang lalu. [ps/ds]