China mengatakan Selasa (18/3) kelihatannya tidak ada dari warga China yang menjadi penumpang pesawat Malaysia Airlines yang hilang, mempunyai hubungan dengan terorisme, sementara pencarian multinasional besar-besaran akan pesawat itu meluas lebih jauh.
Kantor berita resmi Xinhua mengutip Duta Besar China di Malaysia yang mengatakan penentuan itu dilakukan setelah pemeriksaan latar belakang semua penumpang dari China daratan. Kira-kira duapertiga dari ke-227 penumpang dalam pesawat adalah warga China.
Duta Besar Huang Huikang itu juga mengatakan China telah mulai mencari pesawat Boeing 777 itu dalam wilayahnya di jalur utara wilayah pencarian.
Pesawat itu tampaknya telah terbang ke utara menuju Asia Tengah, atau jika tidak ke selatan, jauh ke Samudera Hindia yang luas itu setelah pesawat itu menghilang secara misterius pada 8 Maret. Para penyelidik yakin pesawat tersebut kemungkinan telah dengan sengaja dialihkan dari jalur penerbangan semula dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Harian New York Times melaporkan rencana rute pesawat itu tampaknya telah diubah oleh komputer yang paling mungkin diprogram oleh seseorang dalam kokpit yang mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai sistem komputer pesawat terbang.
Berbicara dengan tidak menyebut nama mereka, para pejabat Amerika memberitahu New York Times perkembangan itu memperkuat teori bahwa perbuatan kejahatan telah dilakukan dan kemungkinan akan meningkatkan penyelidikan mengenai pilot dan ko-pilot pesawat itu.
Kantor berita resmi Xinhua mengutip Duta Besar China di Malaysia yang mengatakan penentuan itu dilakukan setelah pemeriksaan latar belakang semua penumpang dari China daratan. Kira-kira duapertiga dari ke-227 penumpang dalam pesawat adalah warga China.
Duta Besar Huang Huikang itu juga mengatakan China telah mulai mencari pesawat Boeing 777 itu dalam wilayahnya di jalur utara wilayah pencarian.
Pesawat itu tampaknya telah terbang ke utara menuju Asia Tengah, atau jika tidak ke selatan, jauh ke Samudera Hindia yang luas itu setelah pesawat itu menghilang secara misterius pada 8 Maret. Para penyelidik yakin pesawat tersebut kemungkinan telah dengan sengaja dialihkan dari jalur penerbangan semula dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Harian New York Times melaporkan rencana rute pesawat itu tampaknya telah diubah oleh komputer yang paling mungkin diprogram oleh seseorang dalam kokpit yang mempunyai pengetahuan yang tinggi mengenai sistem komputer pesawat terbang.
Berbicara dengan tidak menyebut nama mereka, para pejabat Amerika memberitahu New York Times perkembangan itu memperkuat teori bahwa perbuatan kejahatan telah dilakukan dan kemungkinan akan meningkatkan penyelidikan mengenai pilot dan ko-pilot pesawat itu.