Tautan-tautan Akses

Dua Serangan di Afghanistan Tewaskan Puluhan Orang


Pasukan Afghanistan mengamankan rumah sakit Dasht-e-Barchi di Kabul setelah terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata, Selasa (12/5).
Pasukan Afghanistan mengamankan rumah sakit Dasht-e-Barchi di Kabul setelah terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata, Selasa (12/5).

Pejabat Afghanistan menyatakan serangan bom bunuh diri dalam upacara pemakaman di sebuah provinsi wilayah timur dan serangan gerilyawan atas sebuah rumah sakit di ibukota, Kabul, menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai puluhan lainnya.

Taliban dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam kekerasan yang terjadi hari Selasa itu, sehingga timbul kecurigaan kelompok teroris ISIS mungkin merencanakan pertumpahan darah tersebut.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Aryan mengatakan kepada wartawan, Selasa (12/5) pasukan keamanan segera menangkap para penyerang dan mengakhiri pengepungan rumah sakit setelah tembak-menembak selama berjam-jam. Tariq menyebutkan lebih dari 80 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, berhasil diselamatkan. Para saksi dan pejabat melaporkan beberapa ledakan dalam pengepungan itu, dan menyatakan para penyerang menyamar sebagai pasukan keamanan Afghanistan.

Rumah sakit berkapasitas 100 tempat tidur itu sebagian besar menyediakan layanan kesehatan perempuan yang didukung oleh Dokter Tanpa Tapal Batas, organisasi kemanusiaan global berbasis di Perancis. Rumah sakit itu terletak di daerah perkotaan berpenduduk minoritas Syiah Hazara.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas hampir semua serangan yang mematikan terhadap sejumlah rapat umum Hazara dan tempat-tempat ibadah di Kabul.

"Saya menyesalkan tindakan biadab itu dan mengutuk para teroris yang menarget mereka yang tidak dapat membela diri dan sudah menderita," demikian cuitan Ross Wilson, duta besar AS untuk Afghanistan.

Kantor PBB di Afghanistan menyatakan rasa "kaget dan muak" atas serangan teroris itu, dan sekaligus menyerukan supaya orang-orang yang bertanggung jawab harus diadili.

Amnesty International mengecam kekerasan itu dan menegaskan otorita Afghanistan harus memberikan perlindungan bagi warga sipil dan minta pertanggungjawaban para pelaku.

"Kejahatan perang yang di Afghanistan hari ini, menarget rumah sakit bersalin dan pemakaman, harus menyadarkan dunia akan ketakutan yang terus dihadapi warga sipil," kata pengawas global kemanusiaan melalui cuitan.

Kekerasan hari Selasa itu terjadi sehari setelah badan intelijen Afganistan mengumumkan penangkapan tiga komandan penting ISIS dalam operasi di Kabul. Para tersangka itu termasuk pemimpin operasi teroris wilayah Asia Selatan dan Timur Jauh, kata Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afganistan. [mg/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG