Inggris tampaknya akan mempunyai perdana menteri perempuan lagi – 26 tahun sejak perdana menteri perempuan pertama negara itu, Margaret Thatcher. Thatcher turun dari kekuasaan pada tahun 1990, setelah partainya sendiri, Partai Konservatif menggantikannya sehubungan dengan masalah keanggotaan negara itu dalam Uni Eropa.
Calon-calon terkuat untuk menggantikan David Cameron sebagai pemimpin Partai Konservatif yang berkuasa dan sebagai perdana menteri negara itu sekarang keduanya perempuan – Menteri Dalam-Negeri Theresa May yang dikenal bersikap keras dan Menteri Energi Andrea Leadsom, seorang politisi yang kurang berpengalaman.
Ketiga kontestan pria dalam persaingan itu tampaknya tampaknya kehilangan pendukung dengan cepat di antara para anggota parlemen Konservatif, yang memberi suara dalam beberapa pemungutan suara rahasia mulai hari Selasa (5/7) guna menyaring para calon hingga tinggal dua calon yang tersisa.
Ke-150 ribu orang anggota biasa partai itu akan mengambil keputusan terakhir dalam pemungutan suara melalui pos yang dijadwalkan sebelum tanggal 2 September.
Leadsom, yang berkampanye mendukung Brexit dalam referemdum, menarim dukungan dari para anggota parlemen yang sebelumnya mendukung mantan walikota London Boris Johnson sebelum ia mengundurkan diri dari pencalonan dalam perselisihan tajam dengan rekannya pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa Michael Gove.
Leadsom mengatakan kepada surakabar Daily Telegraph dalam wawancara hari Sabtu, “Saya pendukung kuat pertambahan perempuan yang memegang jabatan dalam pemerintahan. Sangat banyak yang dapat disumbangkan oleh perempuan.”
Partai Buruh juga mungkin akan memperoleh seorang pemimpin perempuan – Anna Eagle, yang mungkin akan mengumumkan hari Senin (4/7), mengenai tantangannya terhadap Jeremy Corbyn yang berpaham kiri.
Kekuasaan perempuan juga sampai ke Skotlandia dengan Perdana Menteri perempuan Nicola Sturgeon, dan seorang pemimpin Partai Konservatif di utara perbatasan juga seorang perempuan. [gp]