Kedua partai politik utama di wilayah Kurdistan yang otonom di Irak saling menuding telah sama-sama menuding telah terjadi kecurangan dalam pemilihan parlemen, Minggu (30/9). Salah satu diantara mereka mengatakan akan menolak menerima hasil pemilu.
Hampir 800 kandidat memperebutkan 111 kursi. Jumlah pemilih yang hadir dilaporkan tidak terlalu banyak, meskipun warga Kurdi Irak berupaya menegaskan kembali otonomi mereka setelah mendapat penindasan dari Baghdad.
Partai Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK), salah satu partai politik besar, mengatakan kepada VOA pihaknya tidak akan menerima hasil pemilu Minggu.
Juru bicara PUK Saadi Ahmed Pira menuduh saingan politik partainya, Partai Demokratik Kurdistan (KDP), melakukan kecurangan di dua provinsi yang dikendalikan KDP.
Pira tidak memberikan rincian, tapi mengatakan PUK menuntut dilakukannya penyelidikan. [vm]