Tautan-tautan Akses

Dua Mantan Pemimpin Kudeta Militer Saling Berhadapan dalam Pemilu Fiji


Pemimpin Partai Aliansi Rakyat Sitiveni Rabuka memberikan suara dalam pemilihan umum Fiji di Suva, Fiji, Rabu, 14 Desember 2022. (Mick Tsikas/AAP via AP)
Pemimpin Partai Aliansi Rakyat Sitiveni Rabuka memberikan suara dalam pemilihan umum Fiji di Suva, Fiji, Rabu, 14 Desember 2022. (Mick Tsikas/AAP via AP)

Rakyat Fiji hari Rabu memberikan suara dalam pemilu yang menghadapkan dua mantan pemimpin kudeta militer satu sama lain pada waktu negara itu berupaya pulih dari kemerosotan ekonomi yang parah.

PM Frank Bainimarama berupaya memperpanjang lagi 16 tahun kekuasaannya.
Ia pertama kali merebut jabatan tertinggi itu melalui kudeta pada tahun 2006. Ia kemudian menggambarkan dirinya sebagai pemimpin demokratis dengan mengajukan konstitusi baru dan memenangi pemilu pada tahun 2014. Ia menang lagi, dengan selisih suara tipis, pada pemilu tahun 2018.

Lawannya adalah Sitiveni Rabuka, yang memimpin kudeta militer pertama Fiji pada tahun 1987 dan kemudian menjadi perdana menteri terpilih pada tahun 1990-an.
Negara di kawasan Pasifik yang berpenduduk kurang dari 1 juta orang itu sangat mengandalkan pariwisata. Ketika COVID-19 pertama kali mewabah, industri tersebut menguap dalam semalam dan ekonomi negara itu ambruk.

Bank Dunia memperkirakan tingkat kemiskinan di negara itu sekitar 24 persen.
Pihak berwenang Fiji mengatakan mereka telah mengerahkan ekstra. 1.500 polisi untuk memastikan pemungutan suara berjalan lancar.TPS ditutup pada pukul 6 sore.
Hasil awal diperkirakan keluar pada Rabu malam, meskipun hasil akhirnya baru dapat diketahui berhari-hari kemudian, terutama jika tidak ada partai yang meraih mayoritas langsung.

Warga antre memberikan suara dalam pemilihan umum Fiji di Suva, Fiji, Rabu, 14 Desember 2022. (Mick Tsikas/AAP via AP)
Warga antre memberikan suara dalam pemilihan umum Fiji di Suva, Fiji, Rabu, 14 Desember 2022. (Mick Tsikas/AAP via AP)

Ketika ditanya wartawan mengenai peluang kemenangannya, Rabuka mengatakan ia “merasa luar biasa dan semakin baik.”

Tetapi ia menambahkan bahwa Bainimarama mungkin tidak akan menerima kekalahan, dan mungkin berupaya untuk mencari jalan lain melalui proses di pengadilan.

“Saya mengharapkan banjir suara untuk saya sehingga jika ia berupaya untuk melewati sistem itu, tentu saja ini akan sia-sia,” kata Rabuka.

Ia mengatakan kesulitan selalu timbul untuk mengalahkan petahana. “Mereka membuat peraturan, kami mematuhinya dan kekeliruan apa pun akan menyebabkan kami diinterogasi, diinvestigasi,” katanya kepada wartawan. “Itu sebabnya kami sangat berhati-hati.”

Bainimarama tampak tidak terlalu bersemangat menjawab pertanyaan wartawan. Ketika ditanya seorang wartawan apakah ia akan menghormati hasil jika dinyatakan kalah, ia menjawab, “Tentu saja. Dari mana Anda berasal?.”

Ketika wartawan itu menjawab Australia sebagai negara asalnya, Bainimarama menanggapi, “Apakah tidak ada reporter cerdas dari Australia yang datang dan menanyai saya pertanyaan yang lebih baik daripada itu?” Setelah itu ia menepis pertanyaan lainnya. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG