Anggota-anggota parlemen oposisi Thailand menuduh Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva melanggar HAM sewaktu penumpasan mematikan terhadap pendemo Kaos Merah.
Dalam perdebatan mosi tidak percaya di parlemen pada hari Senin, para anggota partai Puea Thai yang beroposisi, mengatakan pemerintah menggunakan kekuatan berlebihan dalam menggelar tentara yang menembaki anggota Kaos Merah yang menduduki pusat komersial di Bangkok.
Perdana Menteri Abshisit membela tindakan militer sewaktu aksi protes selama dua bulan itu yang berakhir pada tanggal 19 Mei, dengan serangan pemerintah terhadap perkemahan Kaos Merah tersebut. Kekerasan terkait protes itu menewaskan 88 orang dan melukai 1.800 lainnya.
Abhisit mengatakan pemerintah tidak berniat mencelakakan warga sipil dan dikatakan bentrokan itu disebabkan oleh pendemo militan yang menyerang tentara Thailand.
Koalisi pimpinan Abhisit menguasai mayoritas di parlemen dan di perkirakan akan mengalahkan mosi tidak percaya dalam voting yang dijadwalkan untuk hari Rabu.