Kelompok oposisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan ketika Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo merupakan gubernur Jakarta dan walikota Solo, menurut seorang anggota oposisi senior.
“Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menyelidiki dan menghalangi,” ujar adik Prabowo Subianto, taipan Hashim Djojohadikusumo, kepada kantor berita Reuters Selasa malam (7/10) di kantornya di Jakarta.
Penyelidikan-penyelidikan itu akan termasuk melihat dugaan korupsi yang melibatkan pembelian bus-bus buatan China senilai Rp 1,5 triliun oleh pemerintah Jakarta tahun ini, ketika Jokowi masih menjadi gubernur, menurut Hashim.
Kasus ini sendiri sedang diselidiki oleh Kejaksaan Agung. Media melaporkan setidaknya dua pejabat pemerintah menjadi tersangka pelanggaran.
Parlemen juga akan menyelidiki korupsi pada dana pendidikan di kota Solo ketika Jokowi merupakan walikota.
Jokowi, yang belum mendapat tuduhan apapun dalam dua kasus tersebut, tidak dapat dimintai komentarnya.
Para anggota oposisi di parlemen dikhawatirkan akan menyebabkan negara ini menghadapi kebuntuan politik dalam lima tahun mendatang, dan telah menekan rupiah dan bursa saham.
Jokowi, yang mengalahkan Prabowo pada pemilihan presiden Juli lalu, akan dilantik pada 20 Oktober.
Ahli-ahli politik mengatakan para anggota “Koalisi Merah Putih” yang dibentuk Prabowo bertekad membuat hidup Jokowi sulit.
“Faktanya adalah, dalam dua minggu terakhir koalisi Prabowo telah berhasil melakukan manuver dalam banyak cara yang berbeda, menunjukkan bagaimana mereka bisa melancarkan pukulan melawan (Jokowi),” ujar Tobias Basuki, analis politik dari lembaga pemikiran CSIS.
“Investigasi-investigasi parlementer ini lebih merupakan langkah politik daripada penyelidikan korupsi yang tulus.” (Reuters)