Tautan-tautan Akses

Dorong Pemilih Partai Republik, Trump Gunakan Isu Kelompok Migran 


Kelompok migran Amerika Tengah berdiri di jalanan setelah polisi federal dengan tegas memblokir jalan mereka di luar kota Arriaga, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Kelompok migran Amerika Tengah berdiri di jalanan setelah polisi federal dengan tegas memblokir jalan mereka di luar kota Arriaga, Sabtu, 27 Oktober 2018.

Ketika Presiden Donald Trump meningkatkan retorika anti-migran menjelang pemilihan paruh waktu hari Selasa (6/11), kelompok migran Amerika Tengah yang berjalan menuju Amerika mengatakan mereka umumnya bingung dengan pernyataan-pernyataan Trump dan tidak surut langkah dengan ancaman yang mereka anggap dibesar-besarkan.

Trump telah menghabiskan hari-hari terakhir kampanye yang berupaya mendorong pemilih Partai Republik, dengan menarget kelompok migran yang jumlahnya kini mencapai 4.000 orang dan berada 800 mil dari perbatasan terdekat Amerika. Tiga kelompok lain dengan jumlah yang lebih kecil menyusul kelompok pertama.

Pernyataan Trump baru-baru ini mencakup rencana menandatangani perintah yang dapat memicu penahanan migran yang menyeberangi perbatasan selatan Amerika dan melarang siapapun yang menyeberang secara ilegal untuk dapat mengajukan suaka. Trump juga mengatakan akan memobilisasi militer Amerika di perbatasan barat daya dan jika para migran melemparkan batu maka militer seharusnya bertindak seolah-olah batu itu adalah “senjata.”

“Berpikir seperti itu menunjukkan ketidakpeduliannya,’’ ujar Marta Cuellos, warga Tegucigalpa berusia 40 tahun kepada Associated Press. “Batu tidak saja dengan senjata.”

Meskipun ada sebagian migran yang bentrok dengan polisi Mesiko di sebuah jembatan di dekat perbatasan Guatemala, sebagian migran melakukan perjalanan secara damai dan mengatakan mereka justru melarikan diri dari aksi kekerasan dan kemiskinan di tanah air. Mereka yang tiba di bagian selatan Oaxaca hari Jumat (2/11) mengatakan mereka tidak ingin mencari masalah.

Presiden Trump telah memerintahkan pengiriman pasukan ke perbatasan untuk mengantisipasi kedatangan kelompok migran itu. Lebih dari 7.000 tentara aktif diperintahkan untuk dikirim ke Texas, Arizona dan California. Tentara ini merupakan gabungan pasukan yang mencakup polisi militer, batalyon helikopter tempur, beragam unit komunikasi dan medis, pakar-pakar tempur, unit perencana dan urusan masyarakat.

Hingga hari Jumat (2/11), satu minggu setelah Pentagon mengakui bahwa Menteri Pertahanan Jim Mattis telah menyetujui permintaan dukungan militer di perbatasan yang disampaikan Departemen Keamanan Dalam Negeri, operasi pengerahan pasukan masih berlangsung.

Ada sekitar 3.500 personil yang berada di beberapa pangkalan di barat daya Amerika. Dari jumlah itu 2.250 tentara aktif berada di pangkalan militer di Texas, 1.100 marinir di Camp Pendleton di California dan kurang dari 200 personil di pangkalan di Arizona. Sekitar 100 personil kini telah berada di perbatasan dekat McAllen, Texas.

Sebagian besar tentara bertugas memfasilitasi gerakan agen patroli di perbatasan, melindungi dan mengatur kebutuhan akomodasi mereka. [em]

XS
SM
MD
LG