Para dokter Jerman yang merawat tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny di sebuah rumah sakit di Berlin mengatakan hari Senin (24/8) bahwa pemeriksaan medis mengindikasikan bahwa dia diracun sebelum tak sadarkan diri di Rusia pekan lalu.
Navalny, seorang pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, diterbangkan ke Jerman untuk dirawat hari Sabtu (22/8). Kremlin mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan Navalny jatuh sakit dan tes-tes awal, katanya, tidak memperlihatkan tanda-tanda dia diracun.
Rumah Sakit Charite di Berlin mengatakan sekelompok dokter disana telah memeriksa Navalny secara rinci.
"Temuan klinis mengindikasikan keracunan akibat zat dari kelompok inhibitor kolinesterase," kata RS itu dalam sebuah pernyataan.
"Kandungan spesifik yang terlibat belum diketahui, dan serangkaian tes komprehensif telah dimulai."
Navalny merupakan pengkritik tajam Kremlin selama lebih dari satu dasawarsa. Dia mengekspos apa yang dikatakannya korupsi tingkat tinggi dan ia juga memobilisasi para demonstran muda.
Dia pernah ditahan berkali-kali karena mengorganisir pertemuan publik dan unjuk rasa. Navalny pernah dituntut karena menyelidiki korupsi yang diduga dilakukan pemerintah. Navalny dilarang mencalonkan diri dalam pilpres pada 2018. Pemerintah Jerman mengatakan Navalny dijaga ketat di RS karena kekhawatiran akan keamanannya.
Juru bicara Kanselir Jerman Angle Merkel, Steffen Seibert, mengatakan kepada wartawan, "Navalny diduga diracun mengingat Rusia memiliki sejarah dugaan kasus semacam itu." Ditambahkannya, "Karena hampir pasti itu merupakan serangan racun, maka harus ada perlindungan." Pemerintah Rusia belum mengomentari pernyataan Jerman itu.
Insiden itu bisa semakin memperburuk hubungan antara Rusia dengan mitra Eropa dan NATO-nya itu. Di masa lalu, Jerman menuduh Rusia melancarkan berbagai serangan terhadap para pembangkang di Eropa, tuduhan yang dibantah Rusia. [vm/ii]