Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan membahas pertempuran yang meningkat di kawasan Nagorno-Karabakh hari Selasa.
Lima negara – Inggris, Belgia, Estonia, Perancis dan Jerman - meminta pelaksanaan pertemuan tertutup itu sementara pertempuran meningkat hari Senin antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di wilayah kantong itu.
Seorang juru bicara bagi Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan PM ArmeniaNikol Pashinian serta menyerukan “penghentian segera pertempuran, peredaan ketegangan dan kembali ke perundingan tanpa prasyarat atau penundaan,” sebut Associated Press.
Para pejabat di Nagorno-Karabakh menyatakan 58 tentara telah tewas sejak hari Minggu, sewaktu apa yang mereka sebut Azerbaijan meluncurkan serangan udara dan artileri.
Kawasan itu juga melaporkan kematian dua warga sipil. Belum ada informasi resmi mengenai jatuhnya korban di pihak militer Azerbaijan.
Kedua saling menuduh pihak lain menggunakan artileri berat. Kementerian pertahanan Azerbaijan menyatakan pasukan Armenia membombardir kota Tartar.
Pertempuran ini memicu kekhawatiran kekuatan regional, Rusia dan Turki, dapat terseret ke kekerasan itu. Moskow memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia sedangkan Ankara mendukung Azerbaijan.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hari Senin meminta agar permusuhan segera dihentikan. Ia mengatakan situasinya “membuat khawatir Moskow dan negara-negara lain.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan penarikan segera Armenia dari kawasan itu merupakan satu-satunya jalan untuk memastikan perdamaian.
AS hari Minggu meminta agar pertempuran diakhiri. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan AS “ mengutuk sekeras-kerasnya eskalasi kekerasan ini.” Pernyataan ini juga berisi desakan kepada kedua pihak agar bekerja sama dengan Kelompok OSCE Minsk “untuk kembali ke perundingan yang substantif sesegera mungkin.”
Kelompok OSCE Minsk ditugaskan untuk mengupayakan solusi damai bagi konflik. OSCE adalah Organisasi bagi Keamanan dan Kerja sama di Eropa.
AS bersama dengan Perancis dan Rusia, memimpin Kelompok OSCE Minsk, yang hari Minggu mengeluarkan pernyataan bersama terkait “aksi militer berskala besar di Garis Kontak di zona konflik Nagorno-Karabakh.”
Mereka meminta pihak-pihak yang berkonflik agar mengambil “langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi di lapangan,” seraya menambahkan bahwa tidak ada alternatif bagi solusi konflik melalui perundingan damai.”
Armenia dan Azerbaijan menetapkan undang-undang keadaan darurat dan mengerahkan tentara pada hari Minggu di tengah-tengah pertempuran memperebutkan Nagorno Karabakh, wilayah kantong berpenduduk mayoritas etnis Armenia di Azerbaijan
Armenia menuduh Azerbaijan menyerang permukiman-permukiman sipil di wilayah sengketa. [uh/ab]