Laporan baru yang dikeluarkan kelompok cendekiawan Turki, yang memiliki hubungan dengan partai Presiden Recep Tayyip Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, secara terbuka mengidentifikasi sejumlah wartawan yang bekerja di Turki untuk organisasi internasional, menuduh mereka bias terhadap pemerintah.
Laporan itu, yang dirilis Yayasan untuk Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial, atau SETA, menyebut nama-nama wartawan Turki yang saat ini bekerja untuk Deutsche Welle, BBC, Euronews dan juga Voice of America.
Laporan lebih dari 200-halaman itu memuat postingan wartawan tertentu di media sosial setelah upaya kudeta terhadap pemerintah Erdogan yang gagal tahun 2016. Selanjutnya, laporan itu mendorong publik Turki untuk menghubungi pejabat pemerintah kalau mendapati isi liputan wartawan-wartawan yang namanya disebut itu "salah dan secara langsung menarget Turki."
Persatuan Wartawan Turki mengajukan tuntutan hukum atas laporan itu, menilai laporan itu secara ilegal "mencatat informasi pribadi" serta "menghasut orang untuk membenci."
SETA menolak klaim dalam laporan itu, dan mengatakan dalam pernyataan bahwa "adalah sah bagi wartawan untuk bersikap politis serta mengidentifikasinya."
Reporters Without Borders menempatkan kebebasan pers Turki pada peringkat 157 dari 180 negara. Turki juga memiliki jumlah tertinggi, 135 wartawan, yang menjalani hukuman penjara.(ka/al)