Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo hari Kamis (22/7) memecat direktur upacara pembukaan pesta olahraga itu karena gurauan Holokos yang ia lontarkan dalam sebuah acara komedi pada tahun 1998.
Ketua panitia penyelenggara Seiko Hashimoto mengatakan sehari menjelang upacara pembukaan bahwa direktur Kentaro Kobayashi telah dipecat. Ia dituduh menggunakan lelucon mengenai Holokos dalam pertunjukan komedinya, yang mencakup kata-kata, “Mari main Holokos.”
“Kami mendapati bahwa Kobayashi, dalam pertunjukannya, telah menggunakan kata-kata yang mengejek tragedi sejarah,” kata Hashimoto.
“Kami meminta maaf sedalam-dalamnya karena menyebabkan perkembangan semacam ini sehari sebelum upacara pembukaan dan karena menyebabkan masalah serta kekhawatiran bagi banyak pihak yang terlibat maupun warga Tokyo dan seluruh Jepang,” lanjut Hashimoto.
Tokyo telah dilanda skandal sejak diputuskan sebagai penyelenggara Olimpiade pada tahun 2013. Para investigator Prancis sedang menyelidiki dugaan suap yang dibayarkan kepada anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempengaruhi dukungan bagi Tokyo. Ini memaksa pengunduran diri Tsunekazu Takeda dua tahun silam. Takeda mengetuai Komite Olimpiade Jepang dan anggota IOC ketika itu.
Upacara pembukaan pesta olahraga yang ditunda karena pandemi ini dijadwalkan berlangsung Jumat (23/7). Upacara ini akan diselenggarakan tanpa penonton sebagai langkah mencegah penyebaran kasus virus corona, meskipun beberapa ofisial, tamu dan media akan menghadirinya.
“Kami akan menggelar upacara pembukaan besok dan, ya, saya yakin akan ada banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan pembukaan Olimpiade,” kata Hashimoto. “Tetapi kami akan membuka Olimpiade besok di bawah situasi sulit ini.”
Awal pekan ini, komponis Keigo Oyamada, yang musiknya akan dimainkan dalam upacara pembukaan, dipaksa mengundurkan diri karena masa lalunya. Ia membanggakan masa lalunya, yang merundung teman-teman sekelasnya, dalam wawancara di majalah. Segmen musiknya tidak akan dimainkan.
Tidak lama setelah klip video dan skenario mengenai penampilan Kobayashi diungkapkan, kecaman membanjiri media sosial.
“Setiap orang, tak peduli betapapun kreatifnya, tidak berhak menertawakan korban genosida Nazi,” kata Rabbi Abraham Cooper, direktur aksi sosial global di Simon Wiesenthal Center, sebuah organisasi HAM berbasis di Los Angeles.
Ia juga mengemukakan bahwa Nazi membunuh warga Jerman yang menyandang disabilitas dengan gas beracun.
“Keterkaitan orang ini dengan Olimpiade Tokyo akan merupakan penghinaan bagi kenangan terhadap 6 juta orang Yahudi dan merupakan ejekan kecam terhadap Paralimpiade,” lanjutnya.
Kobayashi adalah mantan anggota duo komedian populer dan terkenal di luar negeri karena serial komedinya, di antaranya The Japanese Tradition.Jepang terus melaksanakan Olimpiade dengan menentang saran sebagian besar pakar medisnya. Ini antara lain karena tekanan dari IOC, yang diperkirakan akan merugi 3 hingga 4 miliar dolar dari pendapatan hak siar televisi apabila Olimpiade batal diselenggarakan. [uh/ab]