Pameran seni yang menampilkan ikon badut restoran siap saji McDonald yang disalib akan disingkirkan dari museum seni Israel setelah menuai protes dan permintaan dari para penganut agama Kristen agar patung itu disingkirkan.
Walikota Haifa, kota pelabuhan di Israel utara, di mana karya seni tersebut telah dipajang di Museum Seni sejak Agustus lalu, menulis di Facebook hari Rabu (16/1), bahwa pameran patung kontroversial tersebut akan segera diturunkan.
Seorang juru bicara kota menolak untuk mengatakan apakah karya seni tersebut masih dipajang hari Kamis (17/1).
“Selain apa yang telah ditulis oleh Pak Walikota (di Facebook), kami tidak bisa memberikan pernyataan lain,” ujarnya.
Karya seni yang dinamakan sebagai “McJesus” itu adalah sebuah patung badut Ronald McDonald yang disalib, karya seorang seniman Finlandia, Jeni Leinonen.
Itu adalah bagian dari “benda-benda keramat” dalam pameran seni yang bertema mengenai "agama dan keyakinan" di budaya konsumerisme.
Sebuah salinan perjanjian pinjaman yang tercantum di halaman Facebook resmi Walikota Haifa, Einat Kalish-Rotem, menunjukkan bahwa karya seni itu akan dikembalikan ke Finlandia pada akhir bulan ini.
Meskipun karya seni tersebut telah dipajang di museum sejak musim panas lalu, gambar-gambar pameran baru beredar luas di sosial media minggu lalu, menuai unjuk rasa di luar museum hari Jumat lalu (11/7) yang menyebabkan tiga petugas kepolisian terluka akibat lemparan batu oleh para pemrotes. Dua bom Molotov juga dilempar ke arah museum, kata polisi setempat.
Pejabat Israel, Pemimpin Kristen Minta Patung itu Disingkirkan
Para pemimpin Kristen membuat petisi kepada pengadilan negeri kota Haifa untuk meminta museum dan pemerintah kota tersebut untuk menyingkirkan patung “McJesus”. Menteri Kebudayaan Israel, Miri Regev juga telah meminta agar karya seni tersebut disingkirkan.
Pernyataan pada halaman resmi Facebook Walikota Kalish-Rotem menyatakan, “Dalam kesepakatan dengan para pemimpin gereja, dan seiring dengan akan berakhirnya perjanjian pinjaman untuk patung ‘McJesus’, karya seni tersebut akan disingkirkan dan dikembalikan (ke Finlandia) sesegera mungkin,” tulisnya.
“Sisa karya seni lainnya akan dipajang di ruangan tertutup.”
“Tanpa koneksi apa pun, kami percaya kepada kebebasan berbicara sebagai bagian dari landasan demokrasi,” tambahnya.
“Kami menyesali keresahan yang dialami oleh komunitas Kristen di Haifa, dan juga terjadinya luka fisik serta kekerasan yang telah ditimbulkan.”
Wadie Abunassar, penasihat para pemimpin gereja di Tanah Suci (Israel), mengatakan pameran karya seni itu tidak sesuai untuk Israel, di mana perasaan keberagamaan sangat tertanam dalam masyarakat.
“Bagi kami, sebagai orang Arab dan beragama Kristen, ini adalah sebuah penghinaan pada simbol (keagamaan) kami, dan kami menuntut karya tersebut disingkirkan,” katanya awal minggu ini.
Ada sekitar 130-140 ribu umat Kristiani di Israel, menurut Abunassar, sebagian besar adalah orang Arab, membuat mereka menjadi kelompok minoritas, di antara minoritas Arab yang lebih besar, di negara Yahudi.
“Di Israel karya seperti itu yang bersifat anti Muslim dan Yahudi akan menjadi tabu, tetapi (mengapa) diizinkan ketika karya itu menyinggung Kristen,” kata Abunassar.
Orang yang juga menuntut penyingkiran patung “McJesus” adalah seniman yang membuat karya seni itu.
Besarnya protes umat Kristiani terhadap pameran karyanya itu mengejutkan Leinonen, yang berkata bahwa ia telah meminta pihak museum agar menyingkirkannya, sekaligus “sebagai protes terhadap berbagai pelanggaran HAM Israel' terhadap warga Palestina.
Setelah munculnya aksi protes pekan lalu, Leinonen kembali menghubungi kurator museum agar menyingkirkan “McJesus”, katanya. [ng/pp]