Tautan-tautan Akses

Diplomat Senior AS di Ukraina Beri Kesaksian dalam Penyelidikan Pemakzulan Trump


Dubes AS untuk Ukraina William Taylor berbicara dalam konferensi pers di Kyiv, Ukraina, 27 Juli 2019. (Foto: AP)
Dubes AS untuk Ukraina William Taylor berbicara dalam konferensi pers di Kyiv, Ukraina, 27 Juli 2019. (Foto: AP)

Diplomat Amerika paling senior di Ukraina yang menjadi saksi utama dalam penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Trump Selasa tiba untuk memberi kesaksian di depan Kongres.

Para anggota komisi ingin mendengar keprihatinan yang diungkapkannya tentang usaha Trump untuk menunda bantuan keamanan untuk Ukraina sampai Ukraina membantu kampanye politiknya.

William Taylor adalah mantan perwira AD dan diplomat karir yang, sebagai kuasa usaha sementara, merupakan diplomat Amerika tertinggi di Ukraina. Dia tidak menjawab pertanyaan wartawan ketika memasuki Gedung Kongres Amerika, Capitol Hill, untuk memberi kesaksian di ruang tertutup kepada tiga komisi di DPR yang mengetuai penyelidikan itu.

Kehadiran Taylor menandai perkembangan terbaru dalam drama politik yang berkembang di Washington serta mengancam kepresidenan Trump.

DPR yang dikuasai Demokrat memusatkan perhatian pada permintaan Presiden Trump dalam pembicaraan telepon 25 Juli dengan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar dia menyelidiki saingan politiknya, Joe Biden dan putra Biden, Hunter. Mantan wapres Biden kini memimpin dalam nominasi kandidat presiden partai Demokrat dan kemungkinan akan berhadapan dengan Trump.

Permintaan Trump itu datang setelah Trump menahan bantuan keamanan untuk Ukraina bernilai $ 391 juta yang sudah disetujui Kongres. Ukraina membutuhkan bantuan militer itu untuk memerangi separatis yang didukung Rusia di bagian timur negara itu.

Taylor mengungkapkan keprihatinannya atas penahanan bantuan Amerika itu pada 9 September kepada Kurt Volker, yang waktu itu menjabat utusan khusus untuk Ukraina dan Gordon Sondland, dutabesar Amerika untuk Uni Eropa, dalam pesan teks yang diberikan kepada penyelidik dan kemudian menyebar.

Dalam pesan itu, Taylor menulis, "Sebagaimana saya katakan di telepon, menurut saya, adalah gila menahan bantuan keamanan dan minta bantuan untuk kampanye politik.”

Taylor ditunjuk sebagai Kuasa Usaha Sementara di Kiev, di mana ia menjabat Duta Besar Amerika dari tahun 2006 hingga 2009, setelah pada Mei Trump secara mendadak memecat Dubes Marie Yovanovitch, yang diserang oleh pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani.

Rudy Giuliani, yang pernah menjabat walikota New York, menggambarkan Yovanovitch sebagai menghalangi usahanya untuk menekan Ukraina agar menyelidiki keluarga Biden.

Fraksi Demokrat di DPR sangat ingin mendengar langsung dari Taylor tentang pesan-pesan teks serta pembicaraan telepon yang dilakukannya dengan pejabat Amerika dan Giuliani. Mei lalu, Presiden Trump memerintahkan pejabat senior Amerika untuk bekerja sama dengan Giuliani sehubungan kebijakan terhadap Ukraina.

Seandainya DPR menyetujui pasal-pasal pemakzulan terhadap Presiden Trump, maka Senat yang dikuasai Partai Republik akan menyelenggarakan pengadilan dan memutuskan apakah Trump harus dipecat dari jabatannya. Saat ini belum ada minat dari para anggota Republik untuk memecat presiden Trump, tetapi beberapa Senator dari Partai Republik mulai mengungkapkan keprihatinan mereka atas keputusan-keputusan Trump, termasuk penarikan pasukan Amerika dari Suriah baru-baru ini. (jm/ka)

XS
SM
MD
LG