Perdana Menteri Selandia Baru mengatakan hari Selasa (19/3), badan intelijen dan keamanan menindaklanjuti informasi tambahan setelah serangan mematikan di dua masjid di negara itu.
Dia juga berjanji untuk melakukan segala daya sesuai wewenangnya untuk tidak memberikan panggung bagi pelaku serangan di kota Christchurch itu untuk menunjukkan pandangan rasisnya.
Perdana menteri itu berbicara kepada para anggota parlemen Selasa setelah seorang kulit putih yang anti imigran dan dituduh melakukan penembakan membabi buta yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Christchurch menolak didampingi pengacara dan memilih untuk mewakili dirinya dalam persidangan.
Keinginan pria bersenjata itu untuk melakukan kekejaman semakin jelas oleh fakta bahwa dia meninggalkan sebuah manifesto setebal 74 halaman yang berbelit-belit sebelum melakukan pembantaian hari Jumat itu dan merekam langsung serangannya di masjid Al Noor.
Jacinda Ardern menyatakan frustrasi pada hari Selasa bahwa video tersebut tetap tersedia di Internet, empat hari setelah serangan, meskipun Facebook mengatakan pihaknya telah menghapus lebih dari 1 juta versi video itu 24 jam setelah serangan. [lt]