Tautan-tautan Akses

Dikecamuk Perang, Yaman Diambang Kehancuran


Warga Yaman memeriksa kehancuran yang disebabkan oleh serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi pada pusat perawatan penyakit kolera yang didukung oleh Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) di kawasan Abs, Yaman, 11 Juni 2018 (foto: AFP Photo/Essa Ahmed)
Warga Yaman memeriksa kehancuran yang disebabkan oleh serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi pada pusat perawatan penyakit kolera yang didukung oleh Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) di kawasan Abs, Yaman, 11 Juni 2018 (foto: AFP Photo/Essa Ahmed)

Direktur Eksekutif PBB Henrietta Fore memperingatkan, Yaman berada di ambang kehancuran akibat konflik yang memorak-moranda negara itu menyebabkan sistem ekonomi, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasinya ke titik kehancuran. Fore baru saja kembali dari kunjungan empat hari ke Aden dan Sanaa, dua kota utama di Yaman.

Yaman - yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia - kemungkinan akan semakin memburuk. PBB melaporkan 22 juta orang membutuhkan bantuan, dan separuh dari mereka adalah anak-anak. Dikatakan, 80 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, 8,4 juta terancam kelaparan, dan satu anak meninggal setiap 10 menit.

Kepala UNICEF Henrietta Fore mengatakan lebih dari separuh fasilitas kesehatan tidak berfungsi dan lainnya hampir tidak berfungsi. Ia mengungkapkan, banyak staf medis belum digaji selama dua tahun. Namun mereka tetap bekerja karena menyadari tenaga mereka dibutuhkan.

Ia menambahkan 1.500 sekolah rusak akibat serangan udara dan penembakan dan ditutup. Guru-guru juga belum dibayar dan berhenti mengajar. Fore mengatakan sistem air dan sanitasi rusak, situasi yang bisa menyebabkan munculnya kembali kolera dan penyakit-penyakit lain.

“Seperti kita ketahui, sistem perlindungan sosial, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi adalah elemen kunci dalam setiap komunitas, dan jika semua itu hancur, kita semua akan mengalami bencana besar,” ujar Fore.

Kepala UNICEF itu melaporkan 5.000 keluarga telah meninggalkan rumah dalam dua minggu ini, pasokan bahan pokok berkurang, dan harga-harga melonjak. Ia mengatakan, Hodeida menikmati beberapa hari yang disebut ketenangan saat ia di sana. Ia mengatakan gencatan senjata sementara ini diberlakukan untuk memungkinkan pembicaraan perdamaian berlanjut, dipimpin Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths.

Fore mengatakan, UNICEF meminta faksi-faksi yang bertikai untuk memberi beberapa hari tenang pada pertengahan Juli guna memungkinkan jalannya vaksinasi untuk anak-anak.

PBB melaporkan setidaknya 2.200 anak tewas dan 3.400 terluka sejak koalisi Arab Saudi memulai serangan udara terhadap pemberontak Houthi pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah. Fore mengatakan perdamaian adalah satu-satunya cara menghentikan pembunuhan itu dan memulihkan kehidupan masyarakat Yaman. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG