KAIRO —
Dari sebuah podium di lokasi aksi duduk, seorang pemimpin mendesak massa untuk membawa bendera Mesir dan foto Morsi. Dia mengklaim bahwa mereka membela apa yang disebutnya "Mesir yang Islamis," serta mengecam militer Mesir dan Menteri Pertahanan Abdel Fattah el Sissi karena telah menggulingkan Morsi.
Seorang pemimpin Islamis, Ahmed Hassan, berorasi di hadapan massa, berkeras bahwa mereka siap "menumpahkan darah untuk memulihkan jabatan Morsi" dan bahwa darah mereka akan "membawa kemenangan."
Dia bersumpah kepada Tuhan bahwa tumpahnya darah rakyat Mesir adalah satu-satunya hal yang akan melindungi keamanan nasional dan bahwa darah memiliki efek yang mensucikan dan akan mengutuk orang-orang yang menghilangkan nyawa.
Sementara itu, kelompok yang menamakan dirinya Suara Perempuan Mesir memperingatkan bahwa Ikhwanul Muslimin sedang bersiap-siap untuk menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai "tameng manusia," untuk melindungi kamp-kamp protes dan para pemimpinnya yang berada di dalam.
Semalam, para pendukung Morsi menggelar protes di depan gedung intelijen militer dan Mahkamah Konstitusi. Tentara Mesir Jumat memblokir jalan menuju gedung-gedung pemerintah utama lainnya dan instalasi pertahanan.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri Mesir hari Kamis mendesak para pendukung Ikhwanul Muslimin untuk mengakhiri aksi duduk, menjanjikan keamanan jika mereka meninggalkan kamp itu. Pemerintahan sementara Mesir hari Rabu memilih untuk "menggunakan upaya hukum" untuk mengakhiri aksi duduk.
Sky News Arabiya melaporkan bahwa Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mursyid Mohamed Badie menyerukan anggota militer untuk "tidak mematuhi perintah." Badie dan para petinggi Ikhwanul Muslimin lainnya merupakan target penangkapan karena "menghasut kekerasan."
Media Mesir melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns diperkirakan tiba di Kairo Jumat malam. Seorang diplomat Uni Eropa juga berada di Kairo hari Jumat untuk bertemu dengan para pemimpin sementara negara itu.
Seorang pemimpin Islamis, Ahmed Hassan, berorasi di hadapan massa, berkeras bahwa mereka siap "menumpahkan darah untuk memulihkan jabatan Morsi" dan bahwa darah mereka akan "membawa kemenangan."
Dia bersumpah kepada Tuhan bahwa tumpahnya darah rakyat Mesir adalah satu-satunya hal yang akan melindungi keamanan nasional dan bahwa darah memiliki efek yang mensucikan dan akan mengutuk orang-orang yang menghilangkan nyawa.
Sementara itu, kelompok yang menamakan dirinya Suara Perempuan Mesir memperingatkan bahwa Ikhwanul Muslimin sedang bersiap-siap untuk menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai "tameng manusia," untuk melindungi kamp-kamp protes dan para pemimpinnya yang berada di dalam.
Semalam, para pendukung Morsi menggelar protes di depan gedung intelijen militer dan Mahkamah Konstitusi. Tentara Mesir Jumat memblokir jalan menuju gedung-gedung pemerintah utama lainnya dan instalasi pertahanan.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri Mesir hari Kamis mendesak para pendukung Ikhwanul Muslimin untuk mengakhiri aksi duduk, menjanjikan keamanan jika mereka meninggalkan kamp itu. Pemerintahan sementara Mesir hari Rabu memilih untuk "menggunakan upaya hukum" untuk mengakhiri aksi duduk.
Sky News Arabiya melaporkan bahwa Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mursyid Mohamed Badie menyerukan anggota militer untuk "tidak mematuhi perintah." Badie dan para petinggi Ikhwanul Muslimin lainnya merupakan target penangkapan karena "menghasut kekerasan."
Media Mesir melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns diperkirakan tiba di Kairo Jumat malam. Seorang diplomat Uni Eropa juga berada di Kairo hari Jumat untuk bertemu dengan para pemimpin sementara negara itu.