Perdana menteri baru Nepal diambil sumpahnya pada Senin (26/12). Ia memimpin koalisi rapuh yang mencakup mantan lawannya dan partai-partai politik kecil lainnya.
Pemimpin partai komunis Maois Pushpa Kamal Dahal dilantik oleh Presiden Bidhya Devi Bhandari di gedung kepresidenan di Kathmandu, dalam upacara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, diplomat dan politisi.
Dahal telah menunjuk tiga deputi dan empat menteri di kabinet yang diperkirakan akan diperluas dalam beberapa hari ke depan untuk dapat menampung lebih banyak anggota dari tujuh partai dalam pemerintahan koalisi yang baru.
Dahal didukung lebih dari separuh anggota DPR yang beranggotakan 275 orang yang baru terpilih, majelis rendah parlemen di mana ia harus membuktikan mayoritasnya.
Ini adalah ketiga kalinya Dahal berkuasa sejak kelompok Maois pimpinannya mundur dari pemberontakan bersenjata dan bergabung dalam politik arus utama pada tahun 2006.
Selain harus menyatukan kembali partai-partai politik yang berbeda keyakinan, Dahal juga berjuang menghidupkan kembali ekonomi negara yang terpukul oleh pandemi virus corona dan sekaligus menyeimbangkan hubungan dengan China dan India, yang masing-masing bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Nepal.
Tujuh partai yang mendukung Dahal mencakup temannya yang kemudian menjadi musuh, yaitu Partai Komunis Nepal pimpinan Khadga Pasad Oli. Dahal dan Oli sempat bermitra dalam pemilu parlemen terakhir tahun 2017, tetapi di tengah masa jabatan lima tahun, mereka berselisih tentang siapa yang akan melanjutkan sebagai perdana menteri. Awalnya disepakati akan berbagi masa jabatan, tetapi Oli tampaknya menolak dan membuat Dahal patah arang.
Dahal meninggalkan kemitraan itu dan bergabung dengan Sher Bahadur Deuba dan Partai Kongres Nepal untuk menjadi bagian dari pemerintahan koalisi baru yang dipimpin Deuba.
Setelah pemilu 20 November lalu, Deuba dan Dahal berselisih paham setelah gagal menyepakati siapa yang akan menjadi perdana menteri. [em/ka]
Forum