Amerika Serikat, Senin (21/2) mengatakan akan mengupayakan persatuan Dewan Keamanan PBB dalam menanggapi peluncuran rudal terbaru Korea Utara, meskipun sebelumnya ditentang oleh China dan Rusia.
Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, “Semua negara anggota PBB harus sepenuhnya menerapkan dan menegakkan resolusi Dewan Keamanan yang relevan untuk membantu menyelesaikan ketegangan berbahaya di Semenanjung Korea melalui diplomasi damai.”
Duta Besar Thomas-Greenfield menandaskan bahwa sudah waktunya bagi Dewan Keamanan untuk berbicara lagi dengan satu suara menentang upaya yang dinyatakan oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (Democratic People's Republic of Korea/DPRK) untuk mengembangkan senjata nuklir yang melanggar hukum. Dia menambahkan bahwa niat Korea Utara itu akan menimbulkan bahaya besar bagi dunia.
“Diamnya Dewan Keamanan tidak menyebabkan pengekangan di Pyongyang, tetapi sikap demikian justru membuat otoritas DPRK lebih berani. Peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru ini merupakan ujian bagi tekad dan tujuan Dewan, dan sekarang kita harus bertindak, “ tambahnya.
Rekaman siaran TV negara Korea Utara menunjukkan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua terbaru negara itu.
Peluncuran itu itu disusul penembakkan dua rudal balistik jarak pendek hari Senin (20/2) yang tampaknya dilakukan sebagai pembalasan atas latihan udara bersama AS-Korea Selatan kurang dari sehari sebelumnya.
Pada bulan Mei, Beijing dan Moskow menggunakan hak veto masing-masing untuk memblokir resolusi rancangan AS yang hendak memberlakukan sanksi baru terhadap Pyongyang.
Menyusul pertemuan Dewan, Senin, delapan dari 15 anggota, ditambah Korea Selatan, bergabung dengan utusan AS dalam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk peluncuran terbaru rudal DPRK. [lt/ab]
Forum