Anggota Dewan Keamanan PBB mendesak kelompok pemberontak Houthi Yaman untuk memperpanjang gencatan senjata yang berakhir pada Oktober lalu. Mereka juga mengajak Houthi terlibat pembicaraan substantif untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari delapan tahun.
Dalam pertemuan dewan tersebut pada Selasa (22/11), utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg mengatakan, “Saya ingin pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya memperbarui gencatan senjata tapi– yang terpenting – berkomitmen mengambil langkah-langkah komprehensif menuju terciptanya resolusi konflik.”
Gencatan senjata selama dua bulan awalnya disepakati pada 2 April untuk memperingati bulan suci Ramadan. Selama masa itu, jumlah korban sipil jauh menurun, dan terjadi sedikit kelonggaran dalam impor bahan bakar, dan penerbangan komersial kembali beroperasi.
Kedua pihak yang berseteru memperpanjang gencatan senjata sebanyak dua kali, tetapi berakhir pada 2 Oktober lalu. Pemberontak Houthi yang didukung Iran belum setuju untuk memperpanjangnya kembali.
Meski sudah berakhir, menurut utusan PBB itu, dalam tujuh minggu ini tidak tampak dimulainya kembali perang. Namun serangan Houthi baru-baru ini terhadap terminal minyak dan pelabuhan di provinsi Hadramaut dan Shabwa di Yaman selatan telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya konflik yang lebih luas.
Pekan lalu di Teluk Oman, Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan pihaknya menyita 170 ton bahan yang digunakan untuk bahan bakar rudal dan bahan peledak. Bahan-bahan itu disembunyikan dalam kapal dari Iran ke Yaman.
Arab Saudi, yang memimpin koalisi Arab memerangi Houthi, selama ini menjadi sasaran serangan drone dan rudal Houthi. Saudi mengatakan tidak akan ragu untuk membela diri. [ka/rs]
Forum