Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan mereka tidak dapat menemukan 15 email dari Hillary Clinton pada waktu ia menjabat sebagai menteri luar negeri AS.
Departemen itu mengatakan hari Kamis (25/6) mereka mendapati bahwa catatan email mantan Menteri Luar Negeri Clinton tidak lengkap setelah mengetahui bahwa teman dekat Clinton sejak lama, Sidney Blumenthal, menyerahkan beberapa email yang sebelumnya tidak diungkapkan kepada para anggota Kongres Amerika yang menyelidiki serangan maut tahun 2012 terhadap staf diplomatik Amerika di Benghazi, Libya.
“Clinton telah menyerahkan 55 ribu halaman bahan kepada Departemen Luar Negeri,” Nick Merrill, seorang juru bicara kampanye Clinton , mengatakan, “termasuk semua email yang ada padanya dari Blumenthal.”
Clinton, yang diperkirakan secara luas akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat tahun 2016, mengungkapkan sebelumnya tahun ini bahwa dia mempunyai akun dan server email pribadi pada waktu ia menteri luar negeri. Alamat pribadi itu dihubungkan dengan server pribadi yang disimpan di rumahnya.
Trey Gowdy, anggota Kongres dari Partai Republik yang memimpin komisi Kongres yang menyelidiki serangan di Benghazi, mengatakan catatan email Clinton “menimbulkan pertanyaan serius.”
Ia mengatakan, “Ini memiliki implikasi jauh melampaui Benghazi, Libya, dan pekerjaan komisi kami. Ini jelas menunjukkan pengaturan emailnya dengan dirinya, yang kemudian disaring oleh pengacaranya telah mengakibatkan catatan yang tidak lengkap.”
Clinton mengatakan dia telah memberi semua email yang berhubungan dengan Departemen Luar Negeri kepada departemen itu, lalu menghancurkan email lain yang katanya pribadi.
Duta Besar Amerika Chris Stevens termasuk di antara empat warga Amerika yang tewas dalam serangan Benghazi.