Tautan-tautan Akses

Departemen Luar Negeri Tegaskan Pejabat AS akan Boikot Olimpiade Beijing


Logo dari Olimpiade Beijing 2022 terlihat di luar markas Panitia Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022 di taman Shougang, Beijing, pada 10 November 2021. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
Logo dari Olimpiade Beijing 2022 terlihat di luar markas Panitia Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022 di taman Shougang, Beijing, pada 10 November 2021. (Foto: Reuters/Thomas Peter)

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/12) mengikuti langkah Gedung Putih dalam mengumumkan bahwa tidak akan ada perwakilan diplomatik atau resmi dari AS dalam Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Alasannya, "genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung di Xinjiang."

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menegaskan keputusan itu tidak akan mempengaruhi dukungan pemerintah bagi atlet Amerika.

"Tentu saja, itu sama sekali tidak mengurangi dukungan kami bagi Tim AS. Kami akan mendukung mereka 100 persen. Kami akan menyemangati mereka," kata Price.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price berbicara dalam konferensi pers di Washington, AS, pada 16 Agustus 2021. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price berbicara dalam konferensi pers di Washington, AS, pada 16 Agustus 2021. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)

Price mengatakan, walau tidak akan ada perwakilan diplomatik, pemerintahan Biden "berniat menyediakan layanan keamanan konsuler dan diplomatik untuk memastikan bahwa atlet, pelatih, dan staf yang terkait tim Olimpiade Amerika" aman dan memiliki akses ke layanan bagi warga negara Amerika.

Pengumuman itu muncul sementara Biden bersiap menjadi tuan rumah KTT Gedung Putih untuk Demokrasi, yang merupakan pertemuan virtual para pemimpin dan pakar masyarakat madani dari lebih 100 negara yang akan berlangsung Kamis (9/12) dan Jumat (10/12).

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menuduh politisi Amerika bersikap sombong karena tidak akan mengirim pejabat tinggi untuk menghadiri perhelatan yang diharapkan China menjadi kesempatan untuk menunjukkan perkembangan ekonomi dan kecakapan teknologinya.

Berbicara kepada wartawan pada briefing harian, Zhao mengatakan langkah seperti itu akan menjadi "provokasi politik langsung," tetapi tidak merinci tentang bagaimana China mungkin membalas keputusan tersebut.

Price menolak mengomentari reaksi pihak China. Ia hanya mengatakan bahwa kekhawatiran pemerintah "dan pendekatan yang kami umumkan hari ini adalah substantif, nyata, konkret." [ka/jm]

XS
SM
MD
LG